"Gian, hei! Gian bangun!" Sudah lebih dari tiga kali Viona mencoba untuk membangunkan Gian ketika orang-orang yang membawa mereka ini lengah.
Lukanya cukup parah, tetai tidak sidak sekalipun gadis itu merasa bahwa ia sedang tidak baik-baik saja. Satunya-satunya hal yang membuat Viona tidak baik adalah Gian yang belum membuka matanya.
"Gia-"
'Grep'
Hampir saja jantungnya jatuh ke bawah kala sebuah tangan secara tiba-tiba menggenggam pergelangannya yang barusan digunakan untuk menepuk pipi Gian.
"Iya gua bangun," lirih Gian dengan suara serak. Ia menggenggam balik tangan Viona yang sebelumnya dicengkram oleh tangannya agar berhenti.
"Kita-"
"Shhtt ... gua tau."
Gian mengerutkan kening sambil sesekali mengerjapkan matanya. Rasa pusing akibat pukulan keras pada punggungnya sedikit menyulitkan lelaki itu untuk membuka mata.