Gian masuk Rumah Sakit Jiwa.
Viona membeku ketika salah satu dari sekian banyak bawahan Nevan memberi tahu lima kata itu kepadanya. Sorot matanya kosong sehingga siapapun yang melihatnya akan tahu seberapa terkejutnya gadis itu.
"Kenapa bisa masuk Rumah Sakit Jiwa?!" Viona yang mendapatkan kesadarannya kembali sontak melangkah lebih dekat dengan nada suara penuh tuntutan. Ia butuh penjelasan sedetail-detailnya mengapa Gian bisa masuk ke tempat seperti itu.
Meski dia tahu bahwa mental Gian memang terganggu setelah insiden itu, tetapi Viona tidak pernah membayangkan sedikitpun Gian akan sampai dibawa sebagai pasien di Rumah Sakit Jiwa.
"Dia hampir membunuh dua adik kembarnya tiga hari yang lalu."
Jantung Viona semakin mencelus dalam. Ia terhenyak. "Ng-nggak mungkin. Gua tau gimana sikap Gian apalagi ke Gina sama Gino."