"Kakek lupa kalau Nevan juga manusia."
Pada kalimat terakhirnya, nada suara Nevan semakin kecil dan serak. Malah tangisanya yang semakin kencang.
Nevan tidak pernah lagi mempermasalahkan jika dirinya benar-benar diperalat untuk kepentingan keluarga besarnya. Akan tetapi, ia tidak akan pernah berdiam diri ketika satu-satunya kebahagian terbesar miliknya bahkan ingin direnggut begitu saja.
Seolah tak gentar melihat Nevan yang seperti itu, sang kakek berujar, "Semua ini demi kebaikan kamu, Nevan. Toh, semua harta yang kakek kelola sekarang bakal jatuh ke tangan kamu juga akhirnya."
"Nggak perlu banyak drama cuma buat ngurusin satu cewek penyakitan yang nggak guna sama sekali."
Cukup. Nevan sudah tidak tahan lagi.
Ia tidak menyangka bahwa seseorang yang selama ini menjadi sumber kesengsaraannya merupakan seorang setan berkedok manusia.
