Beberapa saat sebelumnya.
Setelah Gian menutup pintu kamar mandi yang ada di dalam kamar Gina, lelaki tersebut langsung menyandarkan punggungnya pada pintu. Tubuh Gian merosot, ia terduduk di atas lantai kamar mandi yang dingin dengan bahu terkulai lemah.
Tepat di tangan kirinya, Gian memegang handphone milik Gino. Tak ayal, rasa bersalah menyerang hatinya. Entah apa yang akan dilakukan Gino jika tahu kakak kembarnya tidak menjaga privasi miliknya.
Asal membuka dan malah lebih parahnya lagi menipu Gino menggunakan pelindung handphone milik Gian untuk mengelabui sang pemilik benda pipih tersebut.
Namun apa daya, Gian tidak bisa lagi membendung rasa penasaran yang menimbulkan gelisah pada hatinya. Ia harus menuntaskan fakta apa yang ada di balik sebuah nomor yang mengaku sebagai Mama mereka.