"Kak Gian nggak papa?"
Persis seperti apa yang dilakukan oleh Gino sebelumnya, Gina mengangkat tangan lantas mendaratkannya pada kening Gian. Mengecek suhu tubuh karena sedari tadi kakak kembarnya ini lebih diam dari pada sebelumnya.
Tatkala canda tawa memenuhi suasana di dalam kamar Gina, Gian tidak seperti seorang Gian yang jahil. Tidak biasanya anak sulung tersebut tidak mengeluarkan sifat jahilnya dalam suasana penuh canda tawa seperti sekarang.
"Nggak papa," ujar Gian setelah menurunkan tangan Gina yang tadi berada di keningnya.
Sedangkan Gino yang sedari awal sudah merasa ada yang aneh dengan Gian hanya terdiam. Ia tahu bahwa Gian memiliki masalah. Dilihat dari Gian yang terus diam meskipun Gino dapat merasakan kegelisahan yang amat hebat dari kakak kembarnya.
Itu artinya, Gian sedang memiliki masalah dan sifatnya yang dulu kembali bangkit. Di mana Gian selalu tidak ingin kedua adik kembarnya tahu jika ia tengah dilanda sebuah masalah.