Di atas brangkar rumah sakit, Gino mengerutkan keningnya dalam. Kepalanya pusing dan terasa amat berat. Emosinya pun sebisa mungkin ia tekan. Sekarang Gino menyesal telah membuka handphonenya yang sebelumnya ia gunakan untuk menghilangkan kebosanan.
Sendirian di rumah sakit dengan infus dan juga selang oksigen yang terpasang sungguh membuat Gino tidak nyaman. Gian sedang tidur dan tidak ada sedikitpun Gino memiliki niat membangunkan kakak kembarnya hanya untuk menghilangkan kebosanan.
Tidak seperti Gian yang akan langsung membanting handphone jika emosi, Gino malah meletakkan benda pipih tersebut dengan sangat lembut di atas nakas. Permukaan handphone yang sangat mulus tanpa goresan menggambarkan kepribadian Gino yang sesungguhnya.
Tidak juga seperti Gina, Gino mengangkat infusannya terlebih dahulu dan melepaskan selang oksigen perlahan. Ia berniat untuk berjalan sedikit ke pojok ruangan tepat di sana terdapat sofa dan jendela besar yang terlihat amat damai.