Ketiganya secara serentak mengembangkan senyum. Tangan sang Papa yang terentang sungguh membuat mereka merasakan perasaan berbunga-bunga. Tidak ada sesuatu yang dapat mengalahkan kenyamanan pelukan sang Papa.
"Ets-" Baju Gina tertarik ke belakang kala Gian menarik bajunya. "Kamu mah kebiasaan ih. Papa lagi sakit, jangan meluk Papa buru-buru. Nanti Papa makin sakit gimana?!"
Mendapatkan teguran tegas dari Gian, Gina kecil memegang lehernya yang baru saja tergesek keras oleh bajunya. Ketika Gian menarik bajunya tadi, Gina merasa leher miliknya seperti dicekik.
"Sakit kak ... " Mata Gina berkaca-kaca. Bahkan isakan kecil keluar dari bibir mungilnya. Gina menoleh ke arah Gino. Kakak kembarnya itu menyunggingkan senyum lembut penuh kekhawatiran.
"Kak Gino ... kak Gian, hiks ... " Gadis kecil itu mendekat ke arah Gino, memeluk kakak kembarnya untuk mengadu dan memberitahukan rasa sakit yang baru saja ia rasakan di lehernya.