"Kak ... "
Hati Gina teriris perih kala mendengar tangisan Gino yang semakin kencang. Tidak jauh berbeda dengan Gian, ketika Gina menoleh ke arah sofa dapat dilihtanya dengan jelas bahwa bahu Gian tengah bergetar.
"Semua itu bukan salah kakak. Mau seberapa sakit masa lalu itu, yang penting kita bertiga sekarang udah sama-sama ketemu lagi." Sangat pelan sekali Gina berujar.
"Seberapa buruk kakak memperlakukan Gina satu tahun lalu, masa lalu nggak ada yang bisa di ubah lagi. Semua udah kelewat dan kita nggak bisa apa-apa selain terus belajar dari semua masa lalu itu."
Mau seberapa sakit masa lalunya, Gian tidak akan pernah menghiraukan hal tersebut asalkan Gian dan Gino sekarang berada di sisinya. Seperti apa yang ia lihat ketika bersama sang Papa di alam bawah sadar, Gina yakin bahwa Gian dan Gino sangat menyayanginya.
Atas landasan dan alasanapa Gian dan Gino melakukan itu, Gina tidak peduli.