"Saking banyaknya rasa sakit yang gua terima disini." Gina menunjuk perutnya. "Sama disini." Jari telunjuknya beralih ke arah dada sebelah kiri. "Gua sampe nggak bisa lagi bilang ini rasa sakit."
"Gua bersyukur lu ilang ingatan, Gin," spontan Suzy mengeluarkan isi hatinya tanpa dipikirkan dahulu.
Sontak membuat Gina melotot. Air matanya semakin tergenang di wajahnya yang memang sudah memerah. Suzy yang belum menyadari hal itu karena fokus pada tablet yang kini ia pegang malah kembali membuka suara.
"Tadi ada dokter yang lagi ngobrol sama tiga- eh emtap perawat di lobby. Kayaknya ngomongin lu deh."
"Kenapa kalian selalu bilang kalau ilangnya ingatan gua ini sebagai sebuah rasa syukur, ha?"
Suzy mendongak menatap Gina yang mengeluarkan suaranya yang bergetar. Buliran air mata semakin banyak mengalir melewati pipinya.