Gian menggeleng, cengkramannya pada kerah Nevan semakin mengencang seraya berujar,
"Apa maksud dari ucapan lu tadi?"
Nevan tersenyum, ukiran senyum yang cukup lebar bagi seseorang yang sekarang sedang menangis mengeluarkan air matanya.
"Ini yang Gina mau, dia udah bahagia sekarang." Pupil mata Nevan yang melebar menatap bergantian antara Gian dan Gino. "Maafin gua yang nggak bisa mempertemukan kalian lebih cepat."
Nevan menangis tersedu. Suara kecil yang terdengar berhasil menyayat hati Gian yang sebelumnya ingin lebih keras lagi kepada lelaki itu. Memaksa Nevan memberitahu semuanya dengan jelas detik ini juga.
Tapi melihat bagaimana Nevan yang terlihat amat terpukul, Gian merasakan firasat buruk yang amat besar.
"Lu nggak bakal kayak gini kalau operasi Gina berjalan lancar, bukan?" Nada Gino saat membuka suara terdengar amat bergetar.
Air matanya juga sudah merembes keluar dengan pupil yang bergerak tak tentu arah.