"Pa, Gina ada hadiah buat Papa. Papa pasti suka."
Dan lagi, ia seperti sudah sangat terbiasa dengan perppindahan mendadak yang tidak tahu mengapa bisa terjadi.
Hanya seputaran melihat interaksi antara ketiga anak kembar yang terlihat amat hangat. Gina dengan dress putih selututnya melihat sekeliling. Mencari suara anak kecil yang bernama Gina tadi.
Entah karena apa, ia semakin merasa bahwa anak kecil yang bernama Gina itu memiliki kaitan erat dengan dirinya.
Tapi, apa?
"Gina punya hadiah apa buat Papa?"
Kesadarannya ytertarik kembali tatkala mendengar suara seorangb pria yang amat lirih dan serak. Seperti tengah menahan rasa sakiyt yang menggerogoti tubuhnya dengan kuat.
"Nanti bakal Gina tunjukkin ke Papa kalau Papa udah sembuh, ya?"
Deg.
Ia dapat melihat manik hitam milik Papa si anak kecil itu menyiratkan sebuah kesedihan yang amat besar.
Dan kini, Gina pun merasakannya.