"Kamu-"
"Kak udah," potong Gina cepat. Air matanya kini keluar dengan rasa sedih yang amat nyata, tidak lagi kosong seperti beberapa saat yang lalu.
Hatinya berkali-kali lipat terasa sakit kala menyadari bahwa tidak seharusnya ia dan Gino bertengkar seperti ini.
Papa mereka akan sedih, seperti apa yang dilihatnya barusan.
"Jangan kayak gini, kak. Ki-kita nggak seharusnya-"
"Jangan berusaha buat ngalihin topik, Gina!!" Gino memotong ucapan adik kembarnya dengan keras.
Binar mata Gina yang sadar akan semuanya tetap menatap Gino penuh harap, ia sangat tidak ingin semua ini terjadi. Tidak seharusnya ia dan Gino bertengkar hebat seperti ini.
"Kakak udah kak, iya Gina minta maaf. Maafin Gina yang udah bikin hubungan kita bertiga bisa jadi kayak sekarang," lirih Gina serak. Gadis malang itu berusaha mengangkat tangannya meski pergelangan bagian kiri terasa amat ngilu.
