Perasaan Gino masih tak dapat dikendalikan, pikirannya yang berkecamuk serta seluruh tubuhnya yang seakan gelisah membuat puncak kepala Gino terasa panas.
Beberapa kilo meter lagi Gino sampai di rumah, handphone yang sedari awal berada di kantong celanannya bergetar. Panggilan dari sebuah kontak dengan nama yang tertera membuat Gino langsung saja mengangkat panggilan tersebut.
"Halo?"
"Gino!!" Sebuah teriakan melengking yang masuk ke dalam telinganya berhasil membuat Gino menjauhkan benda pipih tersebut dari sana.
Suara seorang gadis yang sebelumnya ia percayakan untuk menjaga dan mengobati semua luka Viona.
"Kenapa? Udah selesai ngobati-"
"Gua nemu beberapa luka sayat di bahu sama punggung Viona. Nggak banyak, tapi gua yakin kalau ini beneran sengaja disayat pake benda tajem."