Hari masih menunjukkan pukul sembilan pagi, namun Gian sudah kembali pulang ke rumah.
Baru saja Gian duduk di kursi yang biasa ia gunakan untuk mengamati pelajaran di sekolah barusan, kepalanya tiba-tiba terasa pusing dan tenggorokannya panas. Demam menyerang Gian yang langsung saja disuruh untuk pulang ke rumah dan beristirahat.
Dirinya dia antar pulang oleh satpam yang berada di sekolahnya dan disinilah Gian sekarang. Terbaring lemah di kasur tanpa ada satupun dari adik kembarnya menemani di samping.
Karena sebelum hubungan mereke merenggang seperti sekarang, Gina dan Gino pasti akan sangat panik lantas rela membatalkan hal sepenting apapun agar bisa mengurusnya sampai sembuh.
Tenggorokan Gian yang sakit kening ramaj tersebut mengernyit tidak nyaman.
"Ah, dispensernya ... " gumam Gian lemas kala mengetahui bahwa dispensernya rusak dan juga dispenser milik Gina yang kemarin ia ambil sudah dikembalikannya ke dalam kamar gadis itu.