"Gua pengen jalan sendiri."
Sebuah permintaan terlontar dari mulut Gina kala Nevan sudah berancang-ancang untuk menggendongnya kembali. Raungan yang tadi siang menjadi tempat Gina tertidur di atas sofa, lampunya sudah tidak lagi diterangi oleh cahaya matahari.
Melainkan lampu terang yang menunjukkan kepada Gina bahwa sekarang sudah malam. Itu artinya ia tertidur tidak hanya satu atau dua jam saja.
Nevan yang mendaoati permintaan Gina tertuju kepadanya, reflek mengerutkan kening. Menggeleng, dan segera menolak.
"Badan lu pasti masih lemes. Kalau ada apa-apa nanti apalagi harus naek tangga buat ke atas, kondisi lu nggak bakal jadi lebih baik dari sekarang, Gina," balas Nevan panjang lebar.
Gina yang mendengar serta melihat bagaimana kening Nevan berkerut dalam dengan sorot khawatir yang amat kental, sontak mengangkat sebelah tangannya. Mengusap dahi Nevan agar kerutan tersebut hilang dan tak ada lagi yang harus Nevan khawatirkan.