Nevan beranjak dari duduknya guna menghampiri Gina. Sebuah senyum yang memiliki banyak arti itu seakan tidak berniat untuk luntur dari lengkungan bibirnya.
"Papa lu bilang kayak gitu?" tanya Nevan tatkala ia sudah mendudukan diri di samping kasur yang kini ditempati oleh gadis dandelionnya.
Pintu kamar tidak Nevan tutup agar satupun pekerja yang bekeja di kediamannya ini tidak menggunjingkan sebuah kesalahpahaman. Karena Nevan sendiri tidak mungkin membawa seorang perempuan untuk ia perlakukan macam-macam.
Baik Gina maupun Nevan tidak ada satupun dari mereka yang merasakan kecanggungangan walau sedang berada di sebuah ruangan. Tdak ada satupun dari mereka yang mempedulikan hal selain bagaimana solusi untuk pemecahan masalah saat ini.
Nevan dengan cintanya dan Gina bersama kenyamanan juga kepercayaan pada laki-laki itu.
"Iya," balas Gina lagi masih dengan wajah pucat yang menunjukkan kesenangan.