Suasana di dalam taman dengan bunga-bunga yang cantik di sekelilingnya itu terasa amat hening, tidak ada yang berbicara satupun selain tatapan mata keduanya yang sama-sama memandang lekat.
Sampai akhirnya Viona tersenyum dan menganggukan kepalanya beberapa kali.
"Aku paham," katanya. "Dari awal semenjak kejadian Gina yang kena serangan panik lagi, terus cerita-cerita kamu tentang Gina ... aku juga mikir mungkin putus adalah jalan terbaik."
Viona memutuskan kontak matanya dengan Gino, gadis itu menatap langit biru yang dipenuhi awan berwarna putih serta langit yang sudah berubah menjadi jingga. Memberitahukan kepadanya bahwa hari sudahj menunjukan waktu sore.
"Aku juga paham posisi kamu. Ya, memang nggak mudah kalau keadaan udah merujuk ke arah gangguan mental." Dalam hembusan angin yang menghempaskan beberapa rambutnya secara perlahan, Viona menumpukan kedua tangannya ke belakang.
Gadis cantik tersebut mendongak, menutup matany seraya tersenyum.