Seketika itu juga, bahu Gian terangkat ke atas. Mulutnya sedikit terbuka dengan mata yang melebar bahkan tarikan nafas bisa terdengar sampai ke telinga Airyn. Menandakan seberapa terkejutnya Gian setelah mendengar apa yang baru saja ia katakan.
Gian masih terdiam, mulutnya seakan kelu dan tidak bisa digerakkan lagi untuk berbicara. Lebih dari rasa kaget, Gian lebih parah lagi daripada itu. Shock itu lah yang sekarang tengah dirinya rasakan.
"Ma-maaf tapi, bisa diulang?" Rasanya saat itu juga Gian ingin membenturkan kepalanya pada tembok sekencang mungkin.
Bagaimana bisa mulutnya yang sedari tadi kelu malah berbicara seperti itu di depan seorang gadis yang disukainya?
"Gua suka sama lu, gua cinta sama lu, hati gua udah terpikat sama seseorang yang namanya Gian Adhitama." Airyn mengulang menggunakan kalimat yang lebih menggetarkan hati Gian.
Kening Gian sempat berkerut tatkala masih ada yang mengganjal atas pernyataan Airyn kepadanya. "Tapi pacar lu-"