"Coba buka mulutnya, pesawat dateng aaaa," bujuk Nevan dengan tangan kanannya yang memegang sendok berisi bubur. Berusaha membuat seorang gadis yang kini menatap kosong ke arah jendela membuka mulutnya lalu makan.
Gina hanya diam, memerhatikan keadaan di luar jendela yang ternyata sedang hujan. Pukul delapan pagi waktu indonesia bagian barat, bukanlah waktu yang tepat untuk hujan datang menghampiri bumi dan menyapa manusia yang baru akan memulai aktifitasnya.
Bibir pucat serta sorot mata redup menjadikan seorang Gina seperti boneka hidup yang amat menyedihkan. Berat badannya menurun setiap harinya, bahkan hanya dengan jari telunjuk dan ibu jari dilingkarkan paa pergelangan tangan, masih terdapat ruang ksosong disana.
Membuat siapapun bisa membayangkan seberapa kurusnya Gina saat ini.