"Kak Gian, barang-barang di rumah sakit semua udah dibawa? Nggak ada yang ketinggalan, kan?"
Gino yang berada di depan pintu ruang makan saat ini sedang berjalan ke arah kursi yang biasanya ia duduki. Remaja tersebut menggeser kursi ke belakang sangat tepat berada di depan Gina.
Setelah anggota keluarga di meja makan sudah lengkap kecuali orang tua mereka, ketiganya langsung saja memulai ritual makan.
Suara dentingan senddok yang beradu dengan piring menjadi satu-satunya suara yang berada di ruangan tersebut. Membuat suasana hening melingkupi ruang makan besar milik kjeluarga Adhitama.
Dan tentunya merupakan susana asing yang baru mereka rasakan selama tujuh belas tahun ketiga anak kembar tersebut hidup.
Hingga suara dering telepon dari handphone milik salah satu dari mereka berdering kencang. Gino yang menjadi tuan dari benda pipih tersebiut langsung saja menjawab tatkala sebuah nama tertera di dalam layar handphonenya.