Gina dan Nevan saling menatap dalam diam. Diantara mereka tidak ada yang berbicara sedikitpun setelah apa yang Gina ucapkan barusan.
"Kakak lu ... " Nevan menunjuk ke arah handphone yang berada di genggaman Gina.
"Yang tadi di telepon?" sambung laki-laki tersebut sambil melirik ke arah Gina bingung.
Gina juga ikut melirik ke arah handphonenya juga wajah blasteran Nevan berkali-kali. Sudut bibir gadis itu sedikit berkedut ingin menunjukkan sebuah senyuman. Wajah laki-laki yang berjongkok di depannya ini sungguh amat menggemaskan.
"Kakak gua ada dua," balas Gina disertai sebuah senyum tipis yang tidak bisa ditahan lagi. Tanpa sedikitpun sadar bahwa dirinya sedang bersama orang asing yang tidak dikenalnya.
Jika Gian atau Gino berada disini, merka pasti akan sangat tercengang melihat Gina yang tersenyum kepada orang baru. Karena biasanya hanya wajah datar dan ekspresi dingin yang Gina tunjukkan kepada orang-orang selain beberapa yang ia sayangi.