Nevan terus berjalan dengan Gina yang berada di gendongannya. Laki-laki itu sendiri tidak merasa keberatan saat ada seorang gadis yang tidak dikenalnya berada di dalam dekapannya.
Ia hanya merasa tidak tega melihat seseorang yang sangat rapuh seperti gadis ini. Beberapa saat lalu ketika gadis tersebut duduk di atas tangga pandangan mereka bertemu, Nevan bisa melihat dengan jelas sorot mata redup yang penuh dengan luka.
Pantas saja gadis di gendongannya ini menginginkan kematian. Nevan bisa memaklumi itu semua saat melihat seberapa banyak luka yang dialami oleh seseorang yang anehnya bisa membuatnya senyaman ini.
"Nah udah nyampe, sekarang berapa nomor hp lu?" Ketika sudah sampai di depan ruangan yang sekarang ini eharusnya menjadi tempat untuk ia mendonor dara, Nevan menengok lagi ke arah wajah gadis malang terrsebut.