Ogya dan Bima juga beberapa orang berpakaian hitam yang lain melanjutkan langkah mereka. Tak jarang Ogya melirik ke arah belakang. Tepat di mana ia tahu bahwa Viona berada di sana. Gadis yang selama ini selalu menyelundup masuk melewati jendela kamar rawat Gian.
"Bima ... tahan mereka."
"Hah?" Bima menoleh ke akanan dan ke kiri. Siapa yang harus ia tahan di sini selain rekan kerjanya dan Ogya sendiri?
"Tahan anak gadis yang lu jatuhin tadi."
"Anak gadis yang man- oh!! Yang tadi mau nyelundup masuk ke kamar anak sulung ini?!" seru Bima kala ia menangkap seluruh maksud dari apa yang Ogya perintahkan kepada dirinya. "Oke."
"Sama bawahan si anak blasterna itu juga." Selesai mengucapkannya, Ogya berlari dengan beban tubuh Gian yang dipikul di pundaknya.
"Bawahan siapa?!" Bima berteriak saat fokusnya terpecah. Ia tidak mendengar jelas apa yang dikatakan oleh Ogya. Terlebih otaknya yang tidak memiliki kepintaran di atas rata-rata ini kerap kali menyulitkannya.
"Bima!"