"Bunda mau ke dapur dulu, awas kalau Bunda balik lagi kesini itu bibir cewek yang ada di depan kamu tau-tau udah nggak gadis lagi."
Nevan yang tengah duduk tepat di samping kasur yang kini sedang ditempati oleh Gina, hanya bisa mengangguk pasrah. sedari siang tadi ketika dirinya membawa Gina ke rumah, sang Bunda tidak pernah berhenti untuk memperingatinya hal-hal seperti itu.
Padahal sedikitpun Nevvan tidak ada pemikiran sampai kesana, apalagi mengambil kesempatan dalam kesempitan. Ia menyayangi Gina, mana mungkin seorang lelaki yang mencintai seorag gadis dengan teganya merusak masa depan gadis tersebut.
Meski banyak laki-laki di luar sana yang seperti itu, Nevan mengenal dirinya sendiri dan ia tidak akan pernah melakukan hal bejat tersebut.
"Laki-laki pake kata cinta tapi taunya ngerusak ceweknya sebelum sah, ya? Cuma cewek bego yang nganggap laki-laki itu beneran cinta sama dia."