Chereads / ATMA-TRUTH OF SOUL / Chapter 58 - Ketua Organisasi Pandawa

Chapter 58 - Ketua Organisasi Pandawa

Rigma : Pelepas Stres

Aku baru tahu pelatihan ini juga ujian untuk anggota yang baru mendaftar untuk bisa masuk ke organisasi. Ditambah lagi mendengar aku harus melawan puluhan orang kuat sekaligus harusnya membuatku sakit kepala. Namun anehnya aku malah bersemangat dan tersenyum lebar melihat aura jiwa yang mencekam di depanku.

'Guru... pelatihan darimu benar-benar sangat berguna… aku tidak merasa kalah sama sekali sekarang…'

"Oh iya… pertarungannya boleh kalian mulai saat aku keluar dari lapangan ini… untuk catatan… larangan dalam pertarungan ini hanya tidak boleh membunuh lawan..."

Ketua organisasi dengan santai berjalan keluar arena dan membiarkan para peserta dari kedua sisi saling bertatapan muka. Aku sangat senang ketika mendengar perkataan ketua organisasi soal larangan dalam pertarungan. Artinya aku bisa dengan bebas melukai lawanku sesuka hati tanpa khawatir melanggar peraturan.

"Anu… permisi…?"

Aku yang sedang fokus memperhatikan lawanku dikagetkan oleh salah satu peserta yang ada di sisi kananku. Seorang remaja bernama Akbar Firmana ini seumuran denganku, dia terlihat cukup santai untuk seseorang yang berani menyapaku.

"Iya… Ada apa…?"

"Bisakah kita bekerja sama…? Aku dari keluarga firmana… ayahku pemilik firmana corporation dan aku adalah pewaris satu-satunya…"

"Hah…!? Kerja sama katamu…?"

"Benar… aku mungkin bisa menangani beberapa dari orang yang ada di sana… tapi… mustahil menangani semuanya sendiri…"

Dia menjelaskan situasinya dan permintaannya sambil menunjuk ke arah lawan yang jumlahnya puluhan. Awalnya aku tidak peduli dengan permintaan bocah keluarga kaya ini, tapi tiba-tiba ide aneh muncul di kepalaku.

'Tunggu sebentar… jika aku bisa memanfaatkan anak ini paling tidak aku bisa mendapatkan sedikit uang…'

"Tentu kamu tidak akan membantuku secara cuma-cuma… aku akan membayarmu dengan harga yang sesuai..."

'Sesuai dugaanku… pemikiran orang kaya memang gampang ditebak…'

Senyumanku tidak bisa terbendung mendengar kata bayaran yang disebutkan oleh remaja polos ini.

"1 miliar…"

"Hah…!?"

"Aku ingin bayarannya 1 miliar… sebab permintaanmu bukan sesuatu yang mudah…"

"Cih ternyata kau bukan cuma sekedar peserta yang memiliki kekuatan… tapi juga ahli dalam negosiasi…"

Tentu aku sudah tahu alasan dia sangat ingin masuk ke dalam organisasi pandawa. Orang kaya derajatnya akan semakin terangkat ketika keturunan atau keluarganya menjadi etranger. Apalagi sampai masuk organisasi terkenal di indonesia seperti organisasi pandawa yang memiliki reputasi sangat tinggi.

"Jadi bagaimana…?"

"Deal…"

"Senang berbisnis dengan anda pelanggan… mulai sekarang jangan jauh-jauh dariku…"

Auranya semakin intens ketika ketua organisasi hampir keluar dari arena hingga membuatku merinding.

"Rigma aku tidak tahu kesepakatan apa yang tadi kau buat dengan bocah klimis itu… tapi aku harap kau lebih hati-hati…"

"Tenang saja… tekanan aura gabungan ini bahkan tidak sebanding dengan tekanan milik guruku yang sudah melemah…!"

"Apa maksudmu…? Tekanan mereka sudah bisa membuatku merinding… eh…!?"

Aku tahu asrea akan terkejut dengan tekanan aura jiwa milikku, tapi aku juga tidak mau kalah dari para orang lemah yang berlagak kuat. Seluruh peserta yang ada di arena langsung menatapku dengan tatapan tajam.

Awal Pertarungan

'Rigma… ini benar-benar aura yang dikeluarkan oleh rigma…!? Saat berada di kalimantan ia tidak memiliki kekuatan seperti ini… tapi ini berarti…'

Setiap peserta kuat yang ada di arena secara serentak memikirkan satu hal tentang tekanan aura jiwa milik rigma.

'Dia... sangat kuat…!'

Saat pintu keluar arena tertutup, rigma semakin intens mengeluarkan aura jiwa miliknya. Ia sampai membuat lantai beton arena retak karena kekuatan tekanan aura jiwa.

"Maju kalian semua… dan jadilah pelampiasan stres yang selama ini aku alami…!"

"Hanya karena aura jiwanya kuat bukan berarti dia petarung yang berpengalaman…!!"

Seseorang dari barisan belakang maju melewati para pria bertubuh besar dan muncul di barisan depan.

"Ada orang yang cukup menarik rupanya…"

Rigma semakin bersemangat melihat salah satu dari peserta masih berani menantangnya. Rigma jadi semakin ingin menguji kemampuannya setelah berlatih mati-matian di dalam rubik cube.

"Benar juga dia hanya seorang diri…! Kita hanya perlu menghadapinya dengan beberapa etranger kelas 1…!"

'Orang-orang bodoh… kalian tidak bisa menilai pria ini hanya berdasarkan aura jiwanya… alasanku menyewa dirinya untuk jadi pengawal juga bukan karena asal menebak… hanya orang kuat yang bisa menekan energi jiwa sampai tidak terlihat sedikitpun…'

Akbar merupakan salah satu etranger kelas 1 dengan potensi yang sangat tinggi dan dapat melihat energi jiwa orang lain.

'Dengan tekanan energi jiwa sekuat ini sekarang aku makin yakin… pilihanku tidak salah….'

"Oi bocah dari keluarga firmana… sebaiknya kau diam di tempatmu berdiri… pertarungan ini tidak akan lama…"

"Dimengerti… sisanya aku serahkan padamu…"

Secara serentak para kandidat yang tidak terpilih mencoba menyerang rigma. Tekanan aura jiwa milik rigma pun menghilang dan tatapan matanya menjadi sangat dingin. Sesaat ketika melihat tatapan rigma para peserta yang mencoba menyerang merasa ragu.

[Gemerlap Phantom]

"...!?"

Semua orang terkejut melihat rigma memunculkan bayangan hitam yang menyerupai dirinya.

[Tarian Phantom : Modifikasi]

"Kecepatan penuh…!"

*wush… slash slash slash slash…*

Hanya dalam 2 detik rigma melewati kerumunan lawannya dan menyarungkan pedang senja.

*crat….!*

"ARRGGHHH….!"

Banyak peserta yang tumbang dan berlumuran darah, namun mereka semua masih dalam keadaan sadar.

"Tenang saja aku hanya memberikan luka ringan… dalam 2 minggu luka tebasanku akan sembuh… tapi… siapa sangka masih ada sebanyak ini yang bisa berdiri setelah menerima seranganku…"

'Oi oi… bagaimana mungkin dia bergerak secepat itu… aku sama sekali tidak melihat gerakannya… untunglah dia bukan musuhku...'

Akbar memang tahu rigma memiliki potensi yang besar, tapi ia tidak menyangka kekuatannya bisa mengalahkan puluhan etranger dalam hitungan detik.

"Bagaimanapun juga… kami adalah etranger kelas 1…!"

Rigma melihat 5 orang yang mengalami luka ringan dan masih sanggup berdiri dengan tegak. Kelimanya adalah etranger kelas satu yang juga ingin masuk ke organisasi pandawa.

"Dia monster... "

"Bayangannya tidak masuk akal…! Aku ingat dengan jelas… tadi aku membelah bayangannya dengan kedua tanganku… tapi… tidak hanya seranganku gagal… bayangan dia juga berhasil melukai punggungku…"

"Semuanya tenang…! Dia memang cepat… tapi serangannya terlalu sederhana… setelah ia berhenti bergerak… bayangannya juga menghilang…"

Rigma terkejut seorang wanita dari 5 orang yang bertahan bisa tahu kelemahan [Gemerlap Phantom] hanya dalam sekali lihat.

"Etranger kelas 1 memang beda ya… sepertinya aku bisa sedikit serius…"

"RIGMA…!!"

Suara teriakan wanita yang sangat familiar membuat rigma menghentikan niatnya untuk bertarung dengan serius.

"Ah maaf... "

"Kamu ini…! Apa kamu berniat menghabisi semua lawan sendirian…? Apa kamu lupa aku juga ada disini… dini juga masih ada di tanganmu…"

"Ah iya iya… maaf… aku benar-benar terbawa suasana…"

Asrea menghampiri rigma sambil memarahinya sebab semua musuh sudah tak berdaya dan 5 orang lainnya juga terluka.

"Sekarang bagaimana yang lainnya bisa menunjukkan kalau mereka juga kuat…?"

"Ah itu… gimana ya… hehe… maafkan aku…"

"Fuh…"

Saat asrea menghela nafas, yuda kembali masuk ke dalam arena dengan membawa beberapa perawat.

"Hebat-hebat… aku tidak menyangka 1 orang bisa menghabisi puluhan etranger kelas 2 dan kelas 3 tanpa membunuhnya… kau juga membuat etranger kelas 1 ikut terluka… benar-benar mengesankan…!"

Yuda mendekati rigma sambil bertepuk tangan ketika melihat hasil pertarungannya. Sementara para tenaga medis sibuk membawa orang-orang yang terluka keluar arena.

"Terima kasih atas pujiannya ketua…"

"Saya minta maaf ketua karena ulahnya… pelatihan kali ini jadi berantakan…"

Rigma dan asrea sama-sama menundukkan kepalanya di depan yuda, meski keduanya punya tujuan masing-masing.

"Tidak masalah… aku memang sedang mencari kandidat kuat sepertimu… tapi… ini cukup merepotkan… karena aku harus mencari cara untuk menilai 7 kandidat lainnya…"

Yuda benar-benar terlihat berpikir untuk sejenak sambil memancarkan senyuman jahat seperti sedang merencanakan sesuatu.

"Benar juga… tidak ada yang melarangku memasukkan 5 orang tambahan… jadi…"

"Jadi…?"

"Jadi semua yang masih berdiri di arena harus bertahan melawan rigma… batas waktunya 5 menit… kalian boleh bekerja sama… syarat kemenangannya… bertahan hingga batas waktu yang ditetapkan… atau… mengalahkan Rigma Sanja Dawala… dan untuk rigma kalah ataupun menang… kau tetap diterima di organisasi pandawa… pertarungannya akan dimulai ketika aku dan tim medis keluar dari arena… jadi selamat berjuang..."

Yuda dengan santai melambaikan tangannya dan pergi bersama tim medis keluar dari arena. Semangat membara dari para peserta yang masih berdiri di arena semakin membara, terutama asrea.

"Rigma, maaf… aku dari dulu sangat ingin mencoba melawanmu… bukan dalam latih tanding tapi dalam pertarungan…!"

"Hooo… jadi kamu juga ingin menguji kekuatan denganku… asrea…?"

"Ya benar… aku pasti akan kalah kalau sendirian… tapi… dengan 11 orang kuat di belakangku… siapa yang tahu…"

"Menarik…! Kali ini aku akan berperan sebagai penjahat sebaik mungkin…!"

Rigma malah bersemangat ketika melihat betapa ambisius musuh yang ada di hadapannya. Senyuman iblis terlihat jelas tercetak di wajah rigma sambil memasang kuda-kuda.

Bersambung…