" Are you ready guys!?"
Pekik pemandu acara bertopeng hitam itu.
"Sekali lagi, are you ready!?"
Pekiknya sekali lagi menambah sorakan semua murid, terkecuali murid laki-laki berwajah tampan yang sedang menatap seluruh murid yang sedang bersemangat menanti acara mini game yang akan dimulai
"Baiklah hitung mundur..."
"10.."
"9..."
Laki-laki itu mulai khawatir akan keputusannya datang ke acara ini.
"8..."
Ketakutan mulai menyelimuti dirinya saat hitungan pembawa acara itu mulai dekat.
"7..."
"6..."
"5..."
"4..."
Drit...Drit...
Notifikasi dari aplikasi yang dia dapatkan dari undangan acara itu berdering.
"Semua pemain yang ingin menang menunduk"
Pesan dari notifikasi itu memecah ketakutannya.
Dengan reflek laki-laki itu menunduk, dapat dia lihat beberapa pemain mulai menunduk, dan sebagian lagi sedang asik dalam hitungan nya.
"3..."
"2..."
"1..."
"Have Fun"
Dor...Dor...Dor...
"Aaaaaaaa!!!!!"
Suara tembakan dan ledakan itu mengundang teriakan para peserta mini game tersebut.
Beberapa dari mereka berlari dan berteriak, sisanya menunduk mengikuti arahan dari aplikasi tadi.
Pembawa acara yang memberi hitungan tersebut sudah terjatuh bersimbah darah dengan kepala yang berlubang.
Laki-laki tampan itu melihat kematian beberapa pemuda dan pemudi dengan luka tembakan di beberapa bagian tubuh mereka. Jeritan dan teriakan tidak lagi terdengar, tembakan telah berhenti.
Hening.....terlalu hening
Dirt...Dirt...
Notifikasi dari ponsel para pemain yang tersisa, termasuk laki-laki tampan itu berbunyi.
Terdapat pesan yang berasal dari aplikasi mini game tersebut.
"Eliminasi para pemain telah berlangsung..."
"Tersisa 20/30 pemain yang tersisa..."
"Anda pemain bernama Hendra..."
"Nama kode anda adalah pangeran es..."
"Anda lulus ke babak selanjutnya..."
"Selamat bermain..."
"Have fun!!"
Dan saat itulah permainan di mulai.