THE ROSE REVENGE ( Pembalasan Sang Mawar)
Hari ini adalah hari pertama aku bekerja training karyawan di perusahaan properti milik Franco. Disana aku bekerja memasarkan perumahan baru daerah Jakarta yang merubah hunian impian buat para pekerja yang lokasi rumah dan kantor sangat jauh. Jadi dengan memilki hunian perumahan ini memudahkan dan berhemat waktu perjalanan ke kantor.
" Selamat pagi dan terimakasih kasih sudah hadir dalam perusahaan properti terbaik se-Jakarta. Disini kalian di berikan target untuk bisa menjual perumahan kepada konsumen Selama 3 bulan dengan total 30 unit rumah yang harus ke jual. Sebagai gantinya kalian akan di kontrak kerja oleh kami selama setahun" ucap kepala HRD.
Kami yang hadir pun mendengarkan semua instruksi dan pengarahan dalam bekerja. Agar bisa lolos ke tahap berikutnya aku harus mengeluarkan semua skill yang telah aku miliki selama ini. Lalu kepala HRD memberikan sambutan kepada Franco sebagai wakil direktur utama di Perusahaan Properti ternama di Jakarta.
" Selamat pagi semuanya. Saya tidak akan banyak bicara disini. Saya mohon kerjasamanya pada kalian untuk bisa memberikan prestasi nya dalam perusahaan. Dan Selama kurun waktu tiga bulan saya dan tim akan memantau serta menilai cara kerja lain di perusahaan dengan target yang telah kami buat. Saya harapkan kalian semua bisa memenuhi syarat target yang telah di tetapkan dan bisa menjadikan perusahaan menjadi yang terbaik lagi di bidang properti perumahan di daerah Jakarta. Terimakasih dan selamat bekerja" ucap Franco.
Setelah mendengarkan sambutan dari Franco kemudian kami semua langsung bekerja ke lapangan menawarkan kepada pekerja kantoran yang di pinggir jalan. Dari pagi sampai sore aku telah mendapatkan dua pekerja yang berminat untuk ambil perumahan di perusahaan properti kami. Setelah cukup lelah aku kembali ke kantor untuk absen pulang. Namun saat hendak ke toilet aku menabrak Franco dekat lift kantor.
" Maaf pak saya enggak sengaja!!" ujarku yang tak sengaja menabrak Franco.
" Iya enggak apa-apa" jawab Franco.
" Sekali lagi maaf ya pak" ujarku dengan suara manja.
" Kamu anak baru yang sedang training ya?! tanya Franco.
" Iya pak. Tolong jangan pecat saya" ujarku.
" enggak apa-apa. Semangat ya kerjanya. Semoga kamu lolos tahap berikutnya" ujar Franco ramah.
Kemudian aku bergegas ke toilet karena kebelet mau buang air kecil. Setelah Habis ke toilet aku langsung bergegas absen lanjut jalan kaki menuju stasiun untuk naek kereta. Saat sedang berjalan ke stasiun. Ada mobil yang mengklason aku dari belakang.
" Hei, kamu mau kemana?! tanya Franco sambil membuka kaca pintu mobilnya.
" Mau ke stasiun pak" jawabku ramah.
" Udah makan belum?! Kalo belum. Temani saya makan yuk" ajak Franco padaku.
" Iya boleh pak" ucapku sambil masuk ke dalam mobilnya.
Franco mengajak aku makan di restoran seafood pinggir jalan. Yang lumayan jauh jaraknya dari kantor. Dan ternyata restoran itu milik keluarga nya Badang.
" Hei,bro apa kabarnya?! tanya Badang berpelukan dengan Franco.
" Kabar gue baik." jawab Franco.
" Ini dia siapa?! Gebetan baru elu lagi. hahahaha" ketawa Badang.
" Ya bisa di bilang begitu dah. " jawab Franco.
" Ya udah silahkan duduk. Ntar kalau pesen panggil aja ya" ucap Badang sambil melayani pembeli yang lain.
Lalu kami duduk. Dan mulai memesan makanan.
" Nama kamu siapa?!" tanya Franco padaku.
" Nama saya Rose Khumaira pak" jawabku ramah.
" Kalo lagi makan sama saya jangan panggil saya pak ya. Tapi panggil saya mas,oke!!".
" Iya mas".
" Kamu mau makan apa?!" tanya Franco.
" Apa saja. Saya terserah mas aja. Saya ngikut".
" Yah jangan begitu dong. Saya kan juga pengen tahu makanan kesukaan kamu".
" Ya udah saya pengen udang saos Padang,cah kangkung,gurame bakar,cumi saos tiram dan cah tauge. Minuman nya es jeruk dan air mineral botol"
" Hahaha.. badan kecil rupanya doyan makan juga ya" ketawa Franco.
Franco memesan makanan yang tadi aku pesan dengan dua porsi kepada waitress. Dan sambil menunggu makanan di antar. Kamipun berbincang.
" Kamu sudah punya pacar?!" tanya Franco.
" Belum pak"
" Aku mau ngajakin kamu ngedate. Tapi ngedate nya di rumah aku. Mau?!"
" Hmm.. boleh pak. Kapan ngedate nya?!"
" Kok kamu gak takut sih sama saya?! Kan kamu baru kenal saya!!"
" Tak kenal maka tak sayang. Kita harus kenal dulu kan mas baru bisa sayang" ujarku merayu.
" Aku suka wanita pemberani seperti kamu. Jadi makin penasaran dan tertantang saya sama kamu!! Kalo saya ngajakin ngedate nya nginep di rumah saya gimana?! Kamu masih mau terima ajakan saya?!
" Ya kalo sesuai dengan yang saya harapkan. why not?! Ada uang ada kemauan yang harus di penuhi".
Setelah selesai berbincang. Waitress membawakan makanan dan minuman yang telah di pesan. Dan kami menikmati hidangan makanan malam yang enak.
" Kamu umur berapa?! tanya Franco.
" Saya berumur 23 tahun pak" ujarku.
" Wah berarti kamu lebih mudah 2 tahun dari saya".
" Saya pikir kita seumuran. Abis mas nya masih ganteng" ujarku sambil meraba pahanya Franco.
" Haduh, jangan begini. Nanti saya bisa ajakin Kamu ke rumah saya sekarang"
" Hahaha.. lebih cepat lebih baik pak" ujarku nakal.
Setelah kenyang makan malam. Franco membayar biaya makan malamnya Namun di tolak oleh Badang karena menganggap Franco teman sejawatnya.
" Ah parah banget sih elu bro. Gue mau bayar malah gak di bolehin" ujar Franco.
" Lah kan kita temen. Lagian kaya sama siapa aja" ujar Badang.
" wkwkwk.. oke thanks mas bro."
" Iya sama-sama. oh iya neng kalo bosen sama temen saya bisa berpaling ke saya" ucap badang tertawa.
" Wah parah bgt elu. Gebetan gue mau elu embat juga. Kan elu udah nikah dan punya anak. Inget istri dan anak elu di rumah. Kalo gue mah bebas soalnya gw kan single" ujar Franco mengakhiri percakapan nya.
Franco pun akhirnya meninggal kan restoran dan mengantarkan aku ke stasiun terdekat. saat di perjalanan Franco meminta nomor hape Ku. Untung nya aku sudah mengganti nomor hape jadi tak akan ketahuan.
" Hati-hati di jalan" ujarku.
" Iya terimakasih sudah menemani makan malam nya"
" Iya sama-sama mas. Makasih mas atas traktiran nya"
" Next time Ngobrol nya di rumah saya ya"
" Siap mas. Kasih kabar aja"
Dan akhirnya aku bertemu juga dengan salah satu tersangka yang membuat kaki ku lumpuh dan memberikan kesaksian palsu di pengadilan. Aku mencoba mencari fakta yang belum terungkap pada Franco. Aku akan membuat mereka merasakan yang telah aku alami. Dan sesampainya di rumah semua anggota keluarga sedang berkumpul dan berbincang.
" Aku pulang" ujarku
"Alhamdulillah yang di omongin telah sampai. Gimana kerjaan hari ini?! tanya budekku.
" Alhamdulillah capek tapi berkesan. Aku udah ketemu Franco tadi pas mau ke stasiun. Dia traktir aku makan juga minta nomor hape."
" Wah permulaan yang bagus. Semangat" ujar Karina.