kring kring kring
"ah berisik bgt sih"gumam seorang gadis yg mendekap bantal nya ke telinga. matanya tak kunjung terbuka karena kantuk yg terasa.
"vell matiin gih"gumam nya meraba sisi lain kasur namun tak menemukan apa-apa selain kasur yg sangat empuk dan besar. gadis itu terpaksa membuka matanya dan melihat pemandangan yang tidak biasa.
"hmm apa aku masih mimpi ya"gumamnya tak jelas. "sejak kapan ada suara jam Beker ya... padahal aku kan gak punya"batin gadis itu saat kesadaran nya mulai pulih setelah tertidur. "sejak kapan kasur ku jadi sebesar ini dan senyaman ini ya" batin gadis itu.
gadis itu perlahan membuka matanya dan terduduk karena kaget dgn kamar nya saat ini.
"astaga aku dimana??"refleks nya kaget.
gadis itu mencubit lengannya sendiri dan mengaduh kesakitan.
"kalo bukan mimpi apa ini prank?"Tanya nya pada diri sendiri.
"Aku aeris" ucap nya pada readers sekalian.
Aeris mulai turun dari kasur dan melihat2 kamar yg ntah milik siapa itu. kamar itu sangat rapi dan terlihat cukup mewah dgn lemari kayu putih yg besar di sudut ruangan serta meja rias putih dan interior ruangan yg serba putih bersih. di sebelah meja rias ada sebuah cermin besar yg juga berwarna putih.
"bagus bgt" puji aeris terbengong-bengong.
aeris ingin melihat cermin dan kaget mendapati bukan pantulan dirinya yg ada dicermin melainkan gadis mungil dgn dress putih dan rambut yg bergelombang.sangat cantik. "cantik bgt" gumam aeris menyentuh permukaan cermin. saat aeris tengah mengagumi wajah dicermin tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan tanpa tau apa yg ia lakukan. aeris pun pura-pura jatuh pingsan.
"aaaaaaaa tuan tuan muda nona"teriak seseorang. aeris masih bergeming. aeris merasakan seseorang yg mengangkat tubuhnya yang bukan benar-benar tubuhnya.
"Bi apa yg terjadi"tanya sebuah suara berat yg asing. "saya liat tadi nona yoori jatuh" jawab suara lain. "yoori....yoori" panggil suara berat.
"apa nama orang ini yoori ya" batin aeris.
"tunggu. yoori kan tokoh antagonis"batin ku lagi. "Bi tolong panggil dokter"ucap nya.
"apa aku pura-pura amnesia aja ya" batin aeris
aeris mengerang dan pura-pura sakit kepala dgn memegang kepalanya.
"yoori kamu GPP kan" tanya seorang pria disamping ku. Aeris diam.
"Aduh gimana nih" batin aeris.
Disisi lain....
gubrak... prank...
vellisa melonjak kaget dari tidur nya.
"ris lo jangan berisik deh pagi-pagi"gumam vellisa berniat tidur lagi.
"lo udah gila ya" bisik suara berat yg terasa mengintimidasi. sebelum membuka matanya. kesadaran vellisa pun mulai pulih karena suara berat itu. "suara siapa itu"batin vellisa.
vellisa membuka matanya perlahan dan mendapati seorang laki-laki tampan yg tengan memandangnya kesal.
"astaga!!" seru vellisa bangkit dari tidurnya.
"hei siapa kamu" teriak velisa dan berusaha meraih apa pun untuk senjatanya. laki-laki itu mengerutkan keningnya.
"kau benar-benar sudah gila ya" ucap nya pria itu dingin.
"hei kau itu lebih gila. masuk kedalam kamar perempuan seenaknya" teriak vellisa.
"biasanya kau tidak masalah soal ini" seru nya terlihat merasa malu. "kau ini kenapa sih... sudah gila apa ya" ucap nya menggerutu dan pergi keluar. vellisa menjatuh kan tongkat baseball yang tadi ia genggam.
"gue dimana ini" ucap vellisa pelan. vellisa baru menyadari bahwa kini suaranya berbeda.
"ehem Hem hem" dehem vellisa namun suaranya tidak kunjung kembali kemudian vellisa memandang baju nya yg telah berubah dari sebuah kaos oblong dan celana kini menjadi gaun tidur berwarna biru cerah.
"siapa kamu" tanya vellisa pada cermin yg memantul kan gadis cantik berambut panjang yg sangat lurus. vellisa meraba dan mendapati kalung nya masih berada disana.
"syukurlah" bisik vellisa.
tok tok tok
vellisa menatap pintu dan mulai gelisah.
"aduh gimana nih??" batin vellisa gelisah.