Chereads / The Barista's Love Coffee / Chapter 7 - Tak Suka Ditolak

Chapter 7 - Tak Suka Ditolak

Sudah hampir sebulan lebih Aisyah menjalankan pekerjaannya, setiap Sabtu dia akan datang ketempat Axel dan setiap minggu Axel yang akan mendatangi cafenya. Seperti seperti sepasang kekasih yang saling mengunjungi. Sementara jika Senin sampai dengan Jumat Aisyah akan membuatkan kopi  di kantor Axel  sesuai waktu yang mereka sepakati.

Aisyah menikmati pekerjaannya membuatkan kopi untuk Axel dengan senang hati dan tetap menjalankan pekerjaannya di kafe  namun sejak Aisyah sering datang hari Sabtu ke apartemennya Axel, dia sudah hampir tidak pernah pulang dalam keadaan mabuk. Seperti mendapatkan teman untuk berbagi dan bercerita. Jika Aisyah tidak harus ke kampus maka Aisyah kan jauh lebih lama berada di bersamanya, karena dia akan masuk kerja  mulai jam 3 sore.

Hari ini hari Jumat Aisyah masuk pagi jadi dia rencananya akan membuatkan kopi di kantor Axel sore harinya. Ternyata untuk bisa masuk ke dalam ruangannya tidak semudah dia masuk ke dalam ruangan Axel, ada beberapa orang yang ingin mencoba masuk dan menemuinya, ternyata sangat sulit. Apalagi ketika Nadia mengatakan Tuan Axel tidak mau diganggu maka security-nya dengan tegas menolak tamu untuk masuk ke dalam ruangannya. Sampai suatu hari Aisyah melihat keributan di bawah lobby. Seorang perempuan terlihat sangat marah ketika dia ingin masuk ke ruangan Axel namun dilarang. Karena setelah Nadya tanyakan ternyata Axel menolak, Tentu saja Nadya tidak bisa mengizinkan wanita itu untuk naik menemui Axel.

"Siapa perempuan itu, sepertinya dia marah besar sampai memaki-maki seperti itu," kata aisyah dalam hati, ketika dia sudah berada di dalam lift.

"Mengapa dia tidak diizinkan untuk masuk, sedangkan aku tidak pernah ada yang melarang untuk naik ke tempat Tuan Axel, mungkin jika aku berkali-kali pun  tidak akan ada yang marah," Kata Aisyah sambil berfikir.

"Ah sudahlah biarkan saja, itu kan urusannya bukan urusanku,"  kata Aisyah mencoba tidak peduli. Tak lama Aisyah keluar dari dalam lift dia sudah sampai di lantai atas, Nadia masih mengerjakan berkas-berkas yang harus ditandatangani oleh Axel

"Selamat sore Bu,"  sapa  Aisyah begitu berdiri di depan meja Nadia.

"Hai selamat sore, kamu  tampaknya ceria sekali hari ini, sepertinya kamu membawa kabar bagus, boleh aku tahu apa kabarnya itu?"  Tanya  Nadia penasaran  dan seperti biasa dia selalu menyapa Aisyah dengan ramah.

"Ibu benar aku sedang bahagia  karena skripsi ku sudah selesai dan rencananya besok senin aku akan sidang, jadi doakan aku ya semoga sidangnya lancar ya Bu," pinta Aisyah sambil tersenyum yang diacungkan jempol oleh Nadia.

"Aku juga mungkin akan meminta izin pada Tuan Axel bahwa Senin aku tidak bisa membuatkan kopi untuknya, kira-kira dia memberi izin tidak ya Bu?"   Tanya Aisyah ragu, kalau Axel tidak akan mengizinkan. 

"Aku rasa dia akan mengizinkan selama kau menuruti perintahnya, jadi berbaik-baiklah hari ini, agar dia mengizinkan  dan aku doakan semoga  kau mendapatkan nilai yang bagus ya dan aku semoga, senin besok kau lancar menghadapi ujian sidang skripsinya?" Kata Nadya dengan tulus. Aisyah mengamini doa Nadya.

"Kalau begitu aku akan ke pantry dulu ya Bu untuk menyiapkan kopi untuk Tuan Axel, dia ada di ruangannya kan?" Tanya Aisyah pada Nadya

"Ada, dia ada di ruangannya. Kalau tidak ada di ruangannya pasti dia akan mengabarimu untuk tidak  datang kesini bukan?" Kata Lidya sambil tersenyum dan terkekeh karena mendengar pertanyaan dari Aisyah.

"Tapi tadi dibawa  aku mendengar ribut-ribut, seorang perempuan memaksa masuk ke ruangan Tuan Axell dan security itu mengatakan bahwa Tuan Axel tidak ada ditempat, oleh karena itu aku menanyakan padamu Bu, apakah Tuan Axel ada di tempat atau tidak,"  kata Aisyah sambil menatap Nadya  sambil tersenyum

"Oh itu, itu hanya perempuan-perempuan yang  tidak penting yang mengejar Tuan Axel, maklumlah  pria kaya lajang dan memiliki kedudukan tentu saja banyak perempuan yang mengejarnya,"  katanya Lidya menjelaskan

"Oh begitu, tadi  dia mengatakan bahwa sudah beberapa minggu ini Tuan Axel tidak datang ke tempatnya,  makanya  perempuan itu mendatangi kantor  Tuan Axel, namun ditolak oleh sekuriti karena dia tidak memiliki janji dengan Tuan Axel," kata Aisyah Menjelaskan peristiwa yang terjadi di lobi.

"Dia itu cuma perempuan klub malam yang dulu suka didatangi oleh Tuan Axel sebelum dia mengenalmu,  sudah tidak usah kau pikirkan dia bukan orang penting," jawab Nadya lagi

Sebuah panggilan  masuk  ke intercom yang ada di meja Nadia. "Nadia Apakah Aisyah sudah datang? Mengapa sudah jam segini dia belum datang?"  Tanya Axel dengan  nada terdengar kesal.

"Dia sudah datang Tuan. Dia sedang membuatkan kopi untuk anda,  jadi Bersabarlah," katanya  sambil menyuruh Aisyah untuk segera membuatkan kopi untuk Axel.

"Kata Nadia hari Senin besok kau tidak bisa datang kemari kenapa?" Tanya Axel begitu Aisyah menaruh kopinya dimeja tamu yang ada di ruangan Axel, karena memang biasanya Axel menyuruh Aisyah untuk meletakkan di sana karena jika diletakkan di meja Kerjanya dia khawatir akan tumpah dan mengenai berkas-berkas penting miliknya.

"Aku baru mau minta izin padamu Tuan, kalau hari Senin besok aku tidak bisa datang membuatkan  kopi ataupun mengantar kopi untukmu, karena besok Senin aku akan ambil cuti aku akan mengikuti ujian sidang skripsi ku dan aku butuh istirahat serta  konsentrasi untuk belajar.Oleh karena itu aku meminta izin padamu Jika Senin besok aku tidak bisa membuatkan kopi dulu untukmu," Aisyah menjelaskan alasannya mengapa dia tidak bisa datang ke kantor Axel di hari senin besok.

"Baiklah kalau begitu, tidak jadi masalah, tapi hari Sabtu kau tetap datang wajib ke rumahku kau boleh belajar sambil persiapan sidang skripsi di rumahku, dan ada  satu syarat lagi untukmu yang harus kau jalani," kata Axel menatap kearah Aisyah sambil tersenyum menggoda, gadis mungil itu memang tampak sedikit polos dia hanya menganggap Axel sangat baik padanya  tapi dia sendiri sebenarnya tidak tahu perasaan Axel  sebenarnya padanya, pertama kali melihat Aisyah, Axel sudah sangat tergoda melihat tubuh mungil berisi namun profesional.  Selain itu Rambutnya yang hitam legam yang selalu dikuncir ke atas, membuat tengkuknya menggoda Axel untuk mengecupnya namun Axel yang memiliki ego tinggi, tentu saja tidak akan melakukan begitu saja kepada Aisyah walaupun tak jarang Axel memanggilnya dengan  panggilan sayang pada Aisyah. Oleh karena itu dia sengaja membuat Aisyah selalu bekerja padanya, dan jika tidak mau  maka Axel mengancam akan  menaikan harga sewa cafe dimana Aisyah bekerja,  jika Aisyah tidak mau membuatkan kopi untuknya ataupun menemaninya.