"Anda serius tuan mau ikut ke kampus saya?" Tanya Aisyah tidak percaya. Melihat Axel menggunakan celana jeans dan kemeja kotak-kotak lengan panjang yang digulung sesiku.
"Aku bilang kalau diluar jam kantor kamu gak perlu ngomong formal," Axel lalu mengambil kunci motornya.
"Ini pake helm nya," kata Axel mengeluarkan helm dari balik lemari yang menempel di dinding.
Aisyah mengikuti Axel dari belakang wangi parfumnya menusuk di hidung Aisyah tapi lebih segar kali ini.
"Pakai helmnya," Axel membantu Aisyah memasangkan pengait helm yang dipakai Aisyah.
"Ayo naik, injak pedal nya lalu naik," Aisyah belum pernah menaiki motor sebesar ini karena paling besar juga motor matic yang digunakan oleh ojol.
"Pegang tanganku," Axel mengulurkan tangannya, lalu menggenggam tangan mungil Aisyah.
"Pegangan nanti kamu jatuh." Axel mengambil lengan Aisyah lalu melingkarkan di pinggang nya mau tidak mau membuat Aisyah menempel pada punggung Axel, sebenarnya dia tidak nyaman namun jika dia melepasnya pegangannya, Aisyah takut terjatuh jadilah sepanjang perjalanan Aisyah memeluk Axel.
Axel memasuki parkiran motor dimana kampus Aisyah berada, beberapa pasang mata memandangi mereka dan beberapa orang terkejut ketika Aisyah turun dari motor dibantu Oleh Axel agar tidak terjatuh dan membuka Helmnya.
Mereka masuk kedalam kampus menuju pujasera, untungnya ini hari sabtu dan masih pagi jadi tidak banyak mahasiswa yang datang, karena kalau tidak pasti dia akan menjadi trending topik kampusnya. Aisyah hanya menundukan kepala ketika mereka menikmati bubur ayam yang memang lezat itu.
"Jam berapa janji ketemu dosen pembimbingnya Yang?" Tanya Axel Yang membuat Aisyah nyaris tersedak, dengan segera Axel memberikan teh hangat yang tadi mereka pesan.
"Hati-hat makanya, kamu gak apa-apa kan?" Tanya Axel khawatir Aisyah menggelengkan kepalanya.
"Makanya jangan ngelamun kalau makan," sambil mencolek hidung Aisyah.
"Ihhh abang," terdengar merdu di telinga Axel suara protes dari Aisyah.Axel tersenyum sambil memandangi Aisyah.
"Jadi jam berapa janjiannya ketemu dosennya sayang?" Kata Axel sambil membetulkan rambut Aisyah orang yang jatuh di wajah Aisyah, orang yang melihatnya pasti bakalan iri dengan perlakuan Axel yang tidak biasa pada Aisyah. Kembali Aisyah tersedak membuat Axel pindah ke sisinya lalu mengusap-usap punggungnya.
"Nyantai aja jangan sampe keselek begitu masuk hidung sakit kan." Perkataan Axel membuat Aisyah menengok ke arah Axel dengan tatapan galak.
"Hahahahaha kamu tambah cantik kalau kayak gitu sayang," kata Axel malah tambah mengoda Aisyah.
"Udah ah aku mau ketemu dosen dulu, cape dibaperin mulu ama abang, keselek mulu entar," kata Aisyah sambil mengambil tote bagnya.
"Ihhh yang baperin kamu siapa aku seriusan kali nanya nya," kata Axel sambil memegang tangan Aisyah.
"Terserah abang aja, mau nunggu apa mau pulang duluan," tanya Aisyah sambil mencangklongkan tas dipundaknya.
"Karena kamu ngarep abang nunggu...jadi abang tungguin," kata Axel dengan pdnya.
"Ihhh narsis, terserah abang ajalah." Kata Aisyah kesal yang membuat Axel terkekeh.
"Kamu polos banget sih Aisyah?" Guman Axel sambil minum teh hangat yang dia pesan. Untuk Axel hanya Aisyah yang bisa membuat kopi enak sesuai seleranya sedang teh semua orang bisa membuat dengan rasa yang sama
"Ais," seorang memanggilnya, membuat Aisyah menengokan kepalanya ke arah orang yang memanggilnya ketika dia keluar dari ruangan dosen pembimbingnya.
"Hai Sis," ternyata yang memanggil teman satu kosan nya, Siska.
"Kamu sudah bab berapa? Aku sudah Bab tiga nih semoga saja bisa ikut wisuda bulan depan," kata Siska tanpa ditanya menceritakan tentang skripsinya.
"Oh syukur lah kalau begitu," kata Aisyah menjawab perkataan Siska.
"Aku duluan ya Sis," kata Aisyah hendak bergegas meninggalkan Siska.
"Tunggu dulu kamu mau kemana buru-buru amat?" Tanya Siska sambil memegang tangan Aisyah.
"Pulang aku masuk kerja soalnya jam 3," kata Aisyah menjelaskan.
"Oooh ayo bareng," kata Siska sambil menggandeng tangan Aisyah.
"Aku bersama temanku, dia menunggu di kantin, kalau kamu duluan gak apa-apa kok," kata Aisyah. Siska memandang Aisyah dengan sedikit heran karena tidak pernah sekalipun Aisyah membawa teman dari luar ke kampus, bahkan di kampus pun Aisyah hanya memiliki beberapa orang teman dekat saja dan mereka semuanya anak-anak cerdas dan jarang bergaul, mereka hanya ke kampus kuliah lalu pulang, Siska lebih sering mengatakannya sebagai anak-anak cupu.
"Tapi tadi di kantin aku tidak melihat ada temanmu, Eh tadi aku di kantin berkenalan dengan seorang seorang cowok tampan tapi sepertinya dia sangat angkuh tapi aku tahu dia tertarik padaku," kata Siska sambil berjalan di sisi Aisyah.
"Oya namanya siapa?" Aisyah penasaran karena seingatnya tadi di kantin tidak terlalu banyak orang. Dan disana juga tidak ada wajah baru kecuali Axel.
"Dion, eh siapa ya? Iya Dion. keren baget deh pokoknya, dia pas salaman pegang tangan aku lama banget," katanya sambil senyum-senyum.
"Teman kamu di kantin mana?" Tanya Siska ketika Aisyah mengarah ke kantin dimana Axel menunggunya.
"Ini, katanya sambil masuk ke pujasera. Tampak Axel menunggunya sambil memainkan ponselnya, melihat Aisyah berjalan ke arahnya Ia tersenyum kemudian memasukkan ponselnya ke dalam saku celana jenisnya.
"Sudah selesai bimbingannya, apa masih ada yang harus direvisi?" tanya Axel begitu Aisyah sudah berada di sisinya.
Siska terkejut ketika melihat Aisyah menghampiri Axel. Padahal tadi ketika dia mengajak perkenalkan Axel sama sekali tidak peduli, bahkan menganggapnya tidak ada. Siska sempat mengomel dengan mengatakan kalau dia tidak punya sopan santun dan tidak tahu diri
Axel menjawabnya dengan santai dan mengatakan, "Apakah saya mengenalmu?" yang membuat Siska benar-benar kesal, baru pertama kali dalam sejarah hidupnya seorang pria begitu jual mahal terhadap dirinya. Padahal yang mengantri ingin berkenalan dan berkencan dengannya sangat banyak.
Axel yang melihat siapa yang di belakang Aisyah langsung mengambil pinggang Aisyah dan memeluknya.
Aisyah sedikit terkejut dia nyaris saja berteriak namun segera di mendekap mulutnya sendiri dengan tangannya.
"Masih jam 11 sayang kita ke Mall dulu yah sebentar saja, ada yang harus ku beli," kata Axel lalu berdiri dari tempat duduknya kemudian menggenggam tangan Aisyah, mereka berjalan melewati Siska
"Aku dulu Ya Sis," kata Aisyah sambil melambaikan tangannya kepada Siska. Dia benar terkejut pria yang diincarnya ternyata merupakan orang yang dikatakan teman oleh Aisyah.
"Bagaimana bisa dia bisa mengenal pria setampan itu," kata Siska sambil berpikir. kemudian dia berjalan melangkah keluar mengikuti kemana Aisyah berjalan.
"Ganteng sih, sayang cuma pakai motor," kata Siska ketika melihat Aisyah dan Axel berjalan ke arah parkiran motor
Namun dia kembali terkejut, ketika Aisyah melingkarkan tangannya di pinggang Axel yang menggunakan motor BMW keluaran terbaru.
"Aku gak salah lihat kan," katanya sambil mengucek matanya namun sialnya dia tidak salah lihat.
"Tadi temanmu?" Tanya Axel ketika mereka sudah sampai di mall dan berjalan menuju sebuah toko pakaian salah satu merk ternama.
"Iya tapi tidak satu jurusan. Dia satu kosan denganku Jadi kami saling kenal," kata Aisyah menjelaskan.
"Kenapa Abang naksir, suka?" tanya Aisyah kepada Axel yang sedang menggenggam tangannya
"Tidak sama sekali tidak tertarik terlalu banyak dari tipe seperti itu murahan Dan menganggap dirinya paling cantik jujur saja aku tidak suka dengan gadis pemarah seperti dia, aku naksirnya sama kamu," kata Axel seperti tanpa beban Aisyah menghentikan langkah kakinya sedari tadi Axel menaburkan dirinya dengan kata-kata gombalnya.
"Abang gak capek dari tadi gombalin Ais terus?" kata Aisyah kesal.
"Hahaha gak godain sayang seriusan, memangnya abang gak boleh naksir kamu," Kata Axel malah membuat mata aisyah mendelik galak.
"Hahahah kamu jangan kaya gitu tar aku terkam lho," Kata dengan apa yang Aisyah lakukan.
"Bodo Ah , gak akan terpengaruh. Pemarah bagaimana temanku memang tanya Aisyah bingung sambil setengah berlari karena Axel berjalan dengan langkah cepat dan lebar karena kaki Axel yang panjang tentu saja membuat Aisyah seperti setengah berlari. Axel menyadari itu lalu menghentikan langkahnya membuat Aisyah bingung.
"Maafkan aku sayang, aku pikir aku sedang berjalan dengan orang yang kakinya panjang seperti aku," katanya menggoda sambil memeluk Aisyah. Aisyah hanya cemberut kesal.