o0o
Mark menatap pantulan wajahnya di kaca berfikir bagaimana jika ada seseorang disana yang melihatnya? Dia memejamkan matanya meringis merutuki kebodohannya sendiri. mengapa saat dia keluar dari mobil melihat korban, ia tidak memakai masker atau topi yang bisa menutupi sebagian wajahnya.
Taeyong datang kemudian duduk di bangku sebelah Mark berdiri. Taeyong melirik Mark sepertinya Mark tidak menyadari kehadirannya, biasanya Mark sopan menyapa Hyungnya.
"Dor!"
"Kkamjagia!Hyung!!!" Teriak Mark Kaget
"Lo mikirin apa? Masalah yang tadi?"
"Iya, gue bodoh banget kenapa tadi pas ngelihat kakek yang ketabrak, gua ga pake masker atau topi, taeyong hyunh? Kalau ada yang ngeliatnya gimana?"
Taeyong menghela nafas, dia mengajak Mark untuk duduk di kursi sebelahnya, "Mark yang penting lo udah bertanggung jawab atas kakek tadi, dia udah ada di rumah sakit. Kalau ada rumor aneh, lo cukup ceritain semuanya sama agensi."
Taeyong menepuk-nepuk pundak Mark, "udah yuk, pulang semua udh selesai. abis ini lo ga ada jadwal lagi-kan?" Tanya Taeyong.
"ga ada."
"Yaudah Ayuk pulang." Ajak Taeyong.
Taeyong menarik tangan Mark agar lelaki itu bangun. Taeyong dan Mark berjalan berdua keluar dari tempat pemotretan. Saat sedang berjalan, Taeyong asik dengan hpnya sedangkan Mark sibuk dengan pikirannya 'haruskah aku ke rumah sakit lagi?' Pikirnya.
Mereke berjalan kearah tempat parkir, Tanpa mereka sadari dari arah depan mereka, ada seorang staf perempuan yang sedang kesulitan membawa property pemotretan yang banyak sekali.
'BRUK'
Taeyong, Mark dan staf wanita tidak sengaja bertabrakan, bawaan property yang di bawa staf perempuan terjatuh semua ke lantai.
Staf membungkuk meminta maaf kemudian berjongkok untuk mengambil property terjatuh di lantai.
"Aaa maafkan saya-maafkan saya," kata staf perempuan yang bertabrakan.
"Kalau jalan, hati-hati dong mba." Kata Mark sedikit kesal.
Mark dan Taeyong ikut berjongkok membantu staf mengambil barang-barang yang terjatuh.
"Ini mau di bawa kemana?" Tanya Mark sambil mengambil peralatan pemotretan.
Staf wanita menenggak melihat Mark yang agak lebih tinggi darinya , "ah itu, mau di bawa ke mobil yang di sana." Jawab Staf wanita menunjuk mobil yang jaraknya agak jauh dari mereka.
Mark dan Taeyong melihat arah mobil yang di tunjukan tersebut, kemudian mereka berdiri bantu membawakan properti tadi ke mobil, memasukannya dengan rapih di sana.
"Terimakasih,"staf perempuan membungkukkan badannya.
"Nee sama-sama."
Mark, dan Taeyong berjalan, masuk ke mobil perusahaan terletak di sebelah mobil itu.
"Terimakasih sekali lagi terimakasih banyak," ucap staf perempuan berterimakasih sambil membungkuk.
"Iya sama-sama," jawab Taeyong.
Manager Taekwang melajukan mobilnya pulang, Taeyong, Jaehyun, Taeil, mereka asik berbincang-bincang membahas hal-hal yang tidak penting, sedangkan Mark duduk diam di bangku depan menatap lalu lalang mobil dengan tatapan kosong.
Manager Taekwang melirik Mark, " Markeu-ya yang.. kakek tadi sudah di tangani. kondisinya juga tidak terlalu buruk, jadi ga usah di fikirin sampai kaya gitu."
Mark masih sibuk sama fikiriannya. Bukannya Mark yang mendengar, tapi malah ketiga orang yang asik berbincang tadi yang mendengarkan ucapan Taekwang.
"MARK." Panggil Taeil.
"EH IYA KENAPA?!" Jawab Mark spontan kaget.
"Masih kepikiran?" Tanya Taeil.
"Perlu ga kita kesana biar lu ga kepikiran sampai segitunya," usul Jaehyun.
Mark menggigit bibir bawahnya memikirkan usul Jaehyun, "gue mau jenguk kakek tadi sendiri turunin aja di halte depan bentar lagi waktunya busway dateng."
"Sendiri? Lo yakin bisa?" Tanya Taeyong.
Taeyong menyerengitkan dahinya dia mengkhawatirkan Mark tentang suatu hal yang tak bisa dia jelaskan.
Manager Taekwang bersuara, "saya bakal anterin kamu setelah mengantarkan Taeyong, Jaehyun, dan Taeil pulang."
Mark kesal dengan mereka semua, dia bisa sendiri, "hyung gue bisa sendiri, ini salah gue turunin aja di depan."
Mereka berempat kaget mendengar jawaban Mark yang tidak ramah, Taekwang menuruti permintaan Mark, dia memberhentikan mobilnya di halte.
Taekwang mengambil topi, kaca mata hitam, dan masker, memberikannya pada Mark, "Pakai ini, kalau ada sesuatu, cepat hubungin saya atau Taeyong."
Mark memakai yang di berikan Manager Taekwang, kemudian membuka pintu mobil keluar lalu menutupnya kembali. Dia berjalan ke halte melihat jam tangannya, dia harus menunggu 5 menit lagi untuk naik Busway.
Di mobil Taeyong melihat jaehyun, dan Taeil masih kaget melihat tingkah Mark pertama kali seperti itu.
"Mark kaya gitu karena lagi stres, jadi jangan di masukin ke hati," Ucap Taeyong.
"Gue kalau marah ga segitunya anjir," kata Taeil tak suka.
Jaehyun mendorong bahu Taeil.
"Ngada-ngada kemarin gue mainin komputer punya hyung. Hyung marah seharian ga mau ngomong sama gue ya!" Sungut Jaehyun.
Terjadi lagi perdebatan tidak penting antara Taeil, dan Jaehyun.
.
Mark duduk di tempat yang sudah di sediakan halte busway, menunggu busway datang, dia duduk bersebelahan dengan tiga siswi-siswi SMA..
"Eh udh pada tau belum? Katanya NCT mau comeback," ucap salah satu dari siswi-siswi SMA sebelah Mark.
"Serius lo? Nct yang mana!?"
"Baru katanya si... hehehe."
"Yah elu 'katanya' malah di percaya, yang jelas dong, jangan kemakan hoax!"
"Serius. Jaehyun aja udh ganti warna rambut, lihat post IG-nya yang terakhir dah!"
Mark tersenyum mendengar obrolan para gadis lalu busway datang, dia, dan gadis tadi bangun dari duduknya Lalu naik busway duduk di kursi tengah.
o0o
Mark masuk ke kamar ruangan kakek.
"Permisi," ucap Mark.
Kakek menengok ke arah sumber suara.
"Siapa?" Tanya kakek hati-hati, Kakek Tidak mengenal pemuda yang masuk ke ruangannya. wajahnya tertutupi memakai masker, topi dan kaca mata.
"Saya yang menabrak kakek kemarin, saya mau minta maaf kek... Sekarang gimana keadaan kakek, apa sudah membaik? Maafkan saya kek baru bisa menemui kakek sekarang. Saya akan bertanggung jawab atas kesalahan saya kemarin, dan ganti rugi Kek, maafkan saya sekali lagi." Ucap Mark memohon tulus dari hatinya.
Kakek dapat mendengar permintaan yang tulus dari nada bicara Mark, kakek tersenyum kepada Mark.
"Tidak apa-apa, kamu sudah mau bertanggung jawab, semua sudah terjadi... Tapi suara mu tidak asing Kakek boleh melihat wajah mu?" Tanya Kakek.
Mark meringis pelan dia lupa melepas masker dan lain-lainnya yang menutupi wajahnya. Dia melepas topi, kaca mata, kemudian masker yang ia gunakan.
Kakek Kaget melihat wajah Mark segera dia menengok kanan-kiri mencari sesuatu.
Mark terkejut dengan perilaku Kakek setelah melihat wajahnya, "kakek kenapa? Kakek mencari apa?" Tanya Mark.
"Mencari kertas Mark."
"Kakek tau dari mana nama saya? Kemudian kertas buat apa Kek?"
"Kakek tau dari cucu Kakek, dia sangat menyukai kamu, cucu kakek selalu bercerita NCT Mark terus-menerus." Ungkap kakek.
"Aduh disini ga ada kertas yah." Kakek masih mencari kertas di meja lalu ke sekitarnya.
"Kek, udh Kek, ga usah di cari kertasnya... nanti saya minta manager untuk ngasih album yang ada tanda tangan sayanya Kek, udh ga usah di cari lagi Kek..."
"Aduhhh ga usah ngerepotin, sebentar kakek cari kertas, dimana ya kertasnya?"
"Permisi Kakek Moon Jiyoung, sekarang sudah waktunya mengganti infusnya Kek," tutur perawat wanita yang masuk ke kamar kakek membawa kantung infus.
Kakek Jiyoung berhenti mencari-cari kertas dia tidur, di kasurnya menunggu perawat selesai mengganti infusan Kakek Jiyoung.
"Aigooo ganteng banget cucu Kakek" puji perawat melihat Mark kemudian menatap kakek jiyoung.
Mark tersenyum atas ucapan perawat itu, dia menganggap itu sebagai pujian, bukan godaan karena perawat wanita sepertinya sudah ber-kepala 4.
"Maunya Kakek seperti itu, tapi cucu Kakek masih kecil. Kalau yang disamping kakek ini idol dia yang ga sengaja nabrak kakek." Kata Kakek Jiyoung.
Ungkapan Kakek jiyoung membuat Mark awkard. Mark takut perawat mengiranya dia menabrak Kakek jiyoung karena alesan yang tidak-tidak.
"Annyeong haseyo NCT Mark imnida," ucap Mark membungkukan badan memperkenalkan diri.
Namun alih-alih perawat wanita itu seharusnya tidak senang, dia malah membalas Mark dengan ramah.
"Nee annyeong haseyo Mark, terimakasih sudah membawa Kakek Jiyoung tepat waktu, kamu yang kemarin mengendong Kakek jinyoung kemari?" Tanya perawat itu. "Saya kira kamu itu cucunya karena begitu mengkhawatirkan keadaan Kakek, jarang anak muda sekarang yang mau bertanggung jawab atas kesalahannya tapi kamu malah mau bertanggung jawab dan perhatian sekali sampai menjenguk Kakek, terimakasih."
Mark hanya tersenyum pada perawat, dia bingung mau menjawab apa, dia tidak mengira ternyata perawat itu ramah.
"Baiklah kalau gitu saya permisi, kakek jiyoung, dan Mark. Saya keluar dulu harus mengganti kantung infus pasien lain."
Setelah perawat keluar Kakek jiyoung berkata ke Mark "terimakasih, Mark."
"kakek tidak perlu berterimakasih ini salah ku membuat Kakek seperti ini, maafkan Mark sekali lagi."
"Yasudah lebih Baik kamu pulang ini sudah malam."
Mark melihat jam tangannya kemudian berpamitan pada kakek.
o0o
Aku berbaring di atas kasur ku memutar lagu NCT U yang akan di rilis bulan besok.
"Aigooo ganteng banget cucu Kakek" puji perawat melihat Mark kemudian menatap kakek jiyoung."
"Maunya Kakek seperti itu, tapi cucu Kakek masih kecil. Kalau yang disamping kakek ini idol dia yang ga sengaja nabrak kakek." Kata Kakek Jiyoung.
"Nee annyeong haseyo Mark, terimakasih sudah membawa Kakek Jiyoung tepat waktu, kamu yang kemarin mengendong Kakek jinyoung kemari?" Tanya perawat itu. "Saya kira kamu itu cucunya karena begitu mengkhawatirkan keadaan Kakek, jarang anak muda sekarang yang mau bertanggung jawab atas kesalahannya tapi kamu malah mau bertanggung jawab dan perhatian sekali sampai menjenguk Kakek, terimakasih."
Sekelibat ingatan ku di rumah sakit tentang percakapan mereka yang menanggapi kesalahan ku pada kakek itu muncul di otak.
'Koo bisa ada orang sebaik mereka?' Pikir ku
"Apa besok gue jenguk aja ya? Katanya juga Kakek Jiyoung punya cucu-kan?"
Mata ku membundar ketika mengingat ucapan kakek jiyoung mengatakan mempunyai cucu, apa cucunya masih mempunyai orang tua? Bagaimana jika cucunya hanya tinggal berdua dengan Kakek jiyoung!?
Aku buru-buru berdiri ke mengambil handphone di tas yang ku gantung di belakang pintu.
Aku membuka kunci handphone ku mencari kontak Taekwang hyung menelponnya.
"Hyung angkat."
Tut...
Tut..
Tut...
"Ya halo kenapa Mark menelpon malam-malam?"
"Hyung kakek yang ketabrak tadi punya cucu, hyung tau?"
"Iya tahu."
"Terus cucunya gimana dia masih mempunyai orang tua?"
"Tidak, cucunya hanya tinggal bersama kakek dan neneknya."
"Tenang saja, neneknya menjaga cucunya, tentang kebutuhannya, dan tentang biaya kakek sampai sembuh di tanggung agensi. tidak usah khawatir."
"besok juga kamu tidak ada jadwal, jadi bisa istirahat."
"Besok aku pinjam mobil boleh hyung?" Tanya ku
"Boleh. Untuk apa?"
"Aku mau menengok kakek sekaligus ada yang mau di beli, aku pinjam mobil hyung boleh?"
"Oke."
"Oke kalau gitu makasih, bye hyung."
o0o
Hayo siapa yang ngira bab ini bakal sedih karna judul babnya? Jadi maksud nya dari 'tidak sesuai ekspetasi.' maksudnya ekspetasi mark yang ga sesuai dengan respon perawat yang ramah... Hehehe(≧▽≦). Terus aku juga minta maaf nih belum ada Part Bitna, Mark, nikmatin aja dulu alurnya oke?!(◠‿・). jangan lupa tinggalkan jejak bintang dan komennya ya
(。•̀ᴗ-)✧ bye bye.