Saat mereka bersantai, Anko sempat mencuri-curi pandang pada lelaki tampan itu.
Dia juga sempat membatin sambil membuat senyuman tipis ke arahnya, "Aku jauh lebih senang jika Yuuto bersantai sejenak. Itu artinya dia paham kalau dirinya tidak akan menjadi lebih baik apabila mengerjakan sesuatu secara berlebihan!"
"...." Yuuto yang merupakan orang yang peka tentu saja merasa dirinya ditatap oleh gadis seperempat baya yang ada di dekatnya ini.
"Kenapa?" celetuknya tiba-tiba dengan wajah sedikit tersipu malu.
"Eh?" Anko hanya meresponsnya dengan nada datarnya.
"Kenapa kau diam-diam melirikku begitu?" tanya Yuuto dengan malu-malu.
"A-ah, tidak apa-apa. Kupikir kamu sekarang sedikit jauh lebih tenang." Jelasnya tanpa menyebutkan alasan yang lain. Justru dia menjawabnya jujur dari lubuk hatinya. Wajahnya juga sempat tersipu malu karena dia ketahuan memperhatikannya.
Keduanya kini tak saling pandang layaknya sepasang kekasih yang baru saja menikah dan sedang merajuk.
"...."