"Aku tak peduli kamu seorang bawahanku, kerabatku, temanku, kenalanku atau siapapun kamu dalam hidupku ini tapi, aku juga pernah merasakan kesedihan, bagaimana rasanya ditinggal orang tercinta kita? Setidaknya izinkan aku ikut berdukacita."
"Setidaknya aku ingin memberikan penghormatan terakhir pada orang yang telah membuatmu ada di dunia ini, kau salah satu orang yang banyak berjasa dalam hidupku." Tak lama setelah Nabe tenang setelah mendengar perkataan Yuuto, mereka pun bersiap untuk berangkat ke rumah Nabe yang jauh itu. Yuuto sendiri tidak ingin menyia-nyiakan perjuangan orang yang sudah jauh-jauh datang kemari menyampaikan kabar duka.
Begitu sang pemimpin negeri ini hendak keluar dari ruangan ini untuk menyiapkan kereta kudanya untuk melayat ke rumahnya Nabe ….
Tiba-tiba ….
"Aku ikut!!" celetuk Anko dengan serius.