'Sehari bersama seorang Elf cukup mengobati rasa kesepianku karena ditinggal oleh Syifa, dia adalah teman pengganti di perjalananku ....'
'Elf memiliki lebih banyak pengetahuan lebih dari Syifa kurasa dia adalah guru terbaik yang bisa mengajariku sesuatu, sementara itu aku berkelana sambil melatih kemampuanku. Untuk melatih kekuatan tentu saja kami butuh makan. Sayangnya, uang yang ditinggalkan Syifa di kereta kudanya semakin lama semakin menipis, aku harus mencari kerja yang layak.'
"Hei elf, apa ada tempat untuk mencari sekeping koin di dunia ini?" tanyaku dengan heran tapi, elf tampaknya tidak akan bekerja karena bahaya kalau dia ketahuan banyak orang.
"Eh? Koin? Maksudmu uang, kan? Kalau itu aku punya banyak kok." Jawab Elf dengan santainya.
"Eh, eeeeh!? Beneran nih?" Anko meresponsnya dengan memasang muka terkejut karena tidak menyadari kalau seorang elf memiliki banyak uang di kantongnya.
"Kenapa kau tidak bilang dari tadi!" seru Anko dengan kesal saat elf menunjukkan sekantong uang yang tidak hanya kepingan uang logam.
"Tapi, sepertinya ini adalah uang yang diberikan seseorang beberapa tahun yang lalu ...." Ucap elf dengan nada datarnya.
Anko segera memasang muka malasnya dan berpikir, "Beberapa tahun yang lalu, ya? Dan kira-kira apa uang yang dibawanya itu masih berlaku? Dunia dari zaman ke zaman biasanya sistemnya berubah."
Sementara kekhawatiran Anko tentang uang yang tidak laku lagi itu justru malah membuat elf tersenyum riang karena dirasa dia telah melakukan hal yang berguna.
'Lagian, dari mana dia mendapatkan uang itu ... pemberian seseorang?' Anko berpikir mungkin dari orang yang ada di masa lalu seperti kekasihnya, sahabatnya, atau temannya yang jelas elf juga.
"Hah~" Anko menghela napasnya merasa ini semua tidak berguna.
"Ah~ pokoknya kita harus mencari kerja dulu!" seru Anko dengan serius.
"Mencari kerja?" tanya elf dengan heran.
"Ya, aku pikir dengan bekerja maka kita akan dapat uang yang cukup untuk berkelana ...." Jelas Anko dengan alasan logis.
Sementara Elf yang mendengarnya memasang muka memelas, "Eh~ apa uangku ini tidak cukup, ya?"
Dengan ekspresi keberatannya Anko menjelaskan, "Ah, sebaiknya di simpan saja dulu ... itu kan uang berhargamu jadi aku tidak memaksa untuk menggunakan uangmu."
"O-oh, baiklah." Elf menurut saja.
Di sebuah tempat sebut saja desa utara karena wilayahnya di utara menurut kata elf, Anko dan dia mencoba menyewa penginapan selama sehari. Para penduduk di sana tidak tahu kalau yang dibawa Anko ini elf karena sebelum menuju ke wilayah yang sekiranya dekat kota, Anko menyuruh elf untuk menggunakan kerudung dan cadar untuk menutupi sosoknya yang indah.
Perjalanan kembali di lanjutkan sesuai rute yang elf berikan untuk sampai ke kota, di sisi lain Anko merasa kekuatannya meningkat. Bagi dirinya pengalaman lah yang membuat dia seperti ini.
Sebelumnya ....
Saat di perjalanan sebelum masuk ke desa utara itu, Anko menemukan banyak sekali monster yang bermacam-macam mulai dari orc, goblin, golem ....
Semuanya adalah monster berbahaya, namun berkat elf yang ada di sampingnya yang menjadi sumber kekuatannya. Dia bertarung sambil melindungi elf, dia bertarung sesuai arahan elf, dia berjanji akan melindungi elf di perjalananya menuju kota yang terdapat bangunan kastil itu.
Entah kenapa ....
Anko merasa di sana pasti ada sesuatu yang mengungkap misteri dunia ini.
Setiap selesai bertarung, Anko selalu melihat bar meter yang menunjukkan status kekuatannya tentu saja sampai saat itu tidak ada tombol log out atau bagaimana cara keluar dari dunia ini.
"Hei elf, apa di dunia ini ada yang namanya pemimpin dunia atau semacamnya?" tanya Anko memastikan. Jika di dunianya namanya Tuhan.
"Emm, ada kok!" seru elf dengan serius.
"Eh, kalian menyebutnya apa pemimpin dunia itu?" tanya Anko memastikan.
"Kami menyebutnya ... etto, apa ya ...?" Elf juga kebingungan!
"Di dunia kami, kami menyebutnya Tuhan alias Kamisama." Jelas Anko, "Dan bagi mereka yang menyebarkan ajaran Tuhan ini adalah nabi, yah~ itu adalah semacam kepercayaan yang harus kami percayai dan menjadi pedoman hidup kami."
Jadi, menurut Anko jika ini adalah dunia lain dan tempatnya adalah nyata mungkin akan sama mereka yang di sini akan mengenal istilah Tuhan.
"Sepertinya tidak seperti itu!" seru elf menyangkalnya.
"Yang kami sebut sebagai pemimpin dunia atau kami sebut Dewa lebih sering di sebut sebagai pendulum kami." Jelas elf dengan muka meyakinkan.
"Pendulum?" gumam Anko heran.
Dalam hati Anko berkata, "Berarti di dunia ini tidak ada semacam sistem penganut kepercayaan namun mereka masih mengenal istilah iblis ...."
"Tapi, seorang pemimpin tempat ini disangka sebagai keturunan dewa itu." jelas elf lagi ....
"Oh, begitu ya." Anko berkomentar secara biasa, dalam hatinya berkata, "Jadi semacam kaisar yang dipercaya sebagai titisan dewa namun para makhluk di sini menyebutnya pendulum."
"Tentu saja, pendulum adalah orang yang berkuasa di dunia ini dan tidak ada yang bisa mengalahkannya." Jelas Elf dengan sangat meyakinkannya.
"Sebelumnya apa kau pernah bertemu dengan yang namanya pendulum itu? Atau saat kau hidup di langit?" tanya Anko memastikan.
"Dulu ... tidak pernah sama sekali ...."
"Yang kau sebut sebagai reruntuhan kuno memang banyak di wilayah luar ini tapi tidak banyak dari elf yang menampakkan diri dan banyak dari mereka yang sudah mati." Kata salah seorang elf yang tampaknya mengerti banyak hal ini.
"Jadi, mungkin ada beberapa elf yang tersisa saja, ya?"
"Ya, mereka bisa hidup ratusan tahun dengan menggantungkan mana maka dari itu mana di sini habis karena terserap oleh monster dan iblis ...."
"Lebih tepatnya dunia ini sekarang di kendalikan oleh iblis yang merebut kekuasaan kalian kan!?"
"Ya, benar! Sang iblis mempekerjakan manusia ... itu sebabnya saat aku melihat manusia datang, aku pikir mereka adalah manusia yang jahat yang akan merampas hidup kami. Tapi, setelah melihatmu tampaknya kamu sangat berbeda ...."
Dalam hati elf berkata, "Mungkin kamu yang akan menyelamatkan dunia ini ...."
"Oh, itu karena aku memang bukan berasal dari dunia ini." Anko menegaskannya lagi.
"Benar juga." Elf juga meyakininya.
Tapi, yang ada dalam pikiran Anko sekarang ini adalah untuk keluar dari dunia ini pasti ada caranya yaitu dengan melawan pendulum yang disebutkan elf itu. Jika dunia ini tidak mengenal yang namanya Tuhan atau semacamnya pasti dunia ini tidak lain dibuat oleh manusia yang ada di masa depan.
Dengan yakinnya Anko berpikir demikian.
Sekarang Anko memiliki tujuan baru, dan untuk mengalahkan pendulum itu, dia harus terlebih dahulu mencari titisan dewa ....
Namun, untuk mewujudkan tujuannya itu tidaklah mudah, setidaknya perlu banyak kekuatan lagi untuk mencapai level tertinggi di dunia ini.
________
Sekarang, apa yang harus dilakukan Anko?
To be Continued