Bel masuk berbunyi. Siswa berlarian memasuki gedung sekolah. Lantai di sepanjang koridor penuh oleh tapak sepatu siswa yang berlalu lalang. Ruang kelas ricuh meski di pagi hari.
Hujan deras membasahi kota Bandung pagi itu. Tepat hari pertama masuk sekolah. Beberapa siswa terlambat masuk akibat hujan, dan berakhir basah-basah an di depan gerbang sekolah.
Gadis yang masih mengenakan seragam sekolah menengah pertama itu memeluk dirinya sendiri. Menghalau air hujan agar tak membasahi tubuhnya. Berdesakan dengan siswa lain yang juga berteduh di pos satpam.
Sesekali dia mengamati siswa lain. Semuanya berseragam SMA, itu berarti hanya dirinya yang terlambat di hari pertama MOS (Masa Orientasi Sekolah). Gadis mungil itu merutuki dirinya karena terlambat bangun pagi. Dan lihat kini ia menjadi bahan tontonan kakak kelasnya sendiri.
"Dek, Lo anak baru?" tanya gadis cantik di sebelahnya. Dengan ragu dia mengangguk. Lalu kembali mengamati jalan raya yang penuh oleh kendaraan.
"Nama?"
"Neira" jawaban itu menjadi akhir percakapan mereka berdua. Sebab pintu gerbang dibuka setelah 30 menit lamanya. Neira, anak baru itu bergegas memasuki pelataran sekolah. Menoleh kesana kemari mencari keberadaan siswa kelas 10 lainnya.
"Permisi kak. Siswa kelas 10 dimana ya?" Neira bertanya pada salah satu OSIS yang kebetulan lewat. sebelum menjawab siswa OSIS itu sempat memperhatikan penampilan Neira.
"Di Aula dek" setelah berterimakasih Neira segera menuju Aula. Meski sempat bingung akhirnya dia menemukan ruangan besar itu.
Dari luar terdengar kericuhan dari dalam ruangan. Neira tak menghiraukan dan memasuki Aula tanpa ragu. Dua detik setelahnya dia langsung menjadi pusat perhatian seluruh siswa.
Bagaimana tidak,Neira datang tanpa permisi dan seluruh tubuhnya basah. Rambut terkepang dan berpita, berkacamata, serta name tag yang tergantung di lehernya. Sukses membuat siswa terpingkal-pingkal.
Neira mengamati calon teman seangkatannya dengan wajah datar. Mereka semua berpakaian rapi dengan seragam SMA. Tidak ada satupun siswa kecuali dirinya yang berpakaian aneh seperti intruksi yang dia dapat.
"Salah kostum woyy!!"
"Hahaha masih aja ada yang nurut sama pesan iseng"
"Ngelawak nih bocah"
Beberapa siswa melontarkan kata-kata semacam itu untuk Neira. Neira masih acuh, sampai satu anggota OSIS menghampiri Neira. Memandangnya tanpa ekspresi. Bahkan tidak merasa terganggu oleh penampilan Neira yang terbilang aneh.
"Kenapa berpakaian seperti ini?" tanya laki-laki itu tegas.
Neira menjawab jujur,"Saya di suruh berpakaian seperti ini untuk hari pertama masuk sekolah"
" Lo ada baju ganti?"
Neira menggeleng dan disambut helaan napas laki-laki didepannya. Dia selaku ketua OSIS geram karena siswa yang sibuk mengomentari Neira.
"Diam!!" teriaknya lantang membuat siswa membisu seketika. Dia kembali mengamati Neira. Lalu memanggil salah satu anggota osis perempuan untuk mengantarkan Neira berganti pakaian.
"Lo ikut dia aja. Di UKS ada baju ganti. Kalau udah,balik lagi ke sini" ucap laki-laki itu pada Neira.
"Makasih Kak. Saya permisi"
Seiring Neira melangkah masih terdengar jelas beberapa siswa yang mengatainya. Sampai di UKS gadis yang menemani Neira tadi sudah kembali ke Aula.
Dia tidak langsung kembali setelah selesai berpakaian. Dia memilih duduk di salah satu tempat tidur di ruangan itu. Tidak menyangka hari pertama sekolah akan sedemekian sial.
"Kenapa juga Aily harus sakit. Apes banget sih gue. Udah kesiangan, kehujanan,salah kostum pula. Gue abis ini jadi bahan bully satu sekolah ini mah"
Baru saja Neira hendak membaringkan tubuhnya di kasur. Si ketua OSIS tadi sudah berada di ambang pintu dengan tatapan datar.
"Ehh Kak say....."
"Ayo balik ke Aula. Mau pembagian kelas" ucapnya seraya mengambil beberapa obat di rak samping ranjang Neira.
"Oh oh i..i..iya kak" Neira segera turun dari ranjang dan hendak pergi. Namun orang itu kembali berbicara.
"Lo dapet pesan dari siapa?" Tanya dia yang sempat membuat Neira bingung.
"Soal pakaian Lo" jelasnya ketika Neira menatapnya bingung.
"Ahh katanya dia anak OSIS kak. Makanya saya percaya"
"Namanya?"
"Kak Ica" mendengar itu dia hanya mengangguk dan keluar mendahului Neira.
Karena merasa Neira tak mengikutinya, dia memanggilnya.
"Ayo! Lo ga mau masuk kelas?"
"Iya kak"
Ketika keluar dari UKS.
Hujan sudah mulai reda. Menyisakan genangan air di pelataran sekolah. Tetesan air berjatuhan dari dedaunan pohon. Koridor yang mereka lalui begitu panjang dan sepi. Semua siswa telah masuk di kelas masing-masing.
Neira masih mengekor di belakang kakak kelasnya itu. Satu tangannya ia masukkan di saku celana dan satunya lagi memainkan ponsel. Melihat itu Neira tidak berani untuk mengusik.
Masih dengan mata yg terfokus pada ponsel. Dia bertanya pada Neira.
"Nama lo siapa,Dek?"
Neira sempat terkejut dan akhirnya menjawab," Neira"
"Lo masuk di kelas 10 RPL 1. Nah gue anterin aja ke kelas,soalnya pembagian kelas udah selesai" setelah itu dia memasukkan ponsel ke saku dan berjalan lebih cepat.
Sampai di ruang kelas lantai tiga yg bertuliskan 10 RPL 1, dia menoleh pada Neira.
"Nah udah sampai. Lo masuk sana"
" Ehm makasih Kak?" Neira baru sadar tak mengetahui nama ketua OSIS didepannya ini.
"Dirga"