Chereads / ARUNIKA / Chapter 3 - Bagian 3

Chapter 3 - Bagian 3

Ika pov

Di sini aku sekarang, bersama berbagai macam pakaian yang harus di setrika, di antara piring kotor yang seolah memanggil manggil untuk di bersihkan.

Huufftt

Ku hela nafas sebentar lalu ku memulai merapikan apa yang tidak rapi,membersihkan apa yang terlihat kotor.

Lelah,, jangan di tanya rasanya ingin aku menyerah dengan hidup ini tapi aku sadar menyerah bukanlah penyelesaian sebuah masalah.

"Umi abi apakah kalian tau apa yang paling menyakitkan saat ini? Bukan luka fisik yang ku toreh melainkan luka batin.

disaat malam ku selalu mengingat kejadian itu aku tidak bisa tidur lagi. Disaat ku membutuhkan seorang yang bisamenenangkan ku di saat mimpi mimpi itu kembali, tapi yang ku temui hanyalah kesunyian .

Abang apakah abang tau kalau adek sangat merindukan kalian ,adek selalu merindukan pelukan kasih dari abang abang ku.

Tapi apalah daya di sini aku hanya mampu mencurahkan rinduku kepada sang khalik, karena ia aebaik baiknya penyampai rindu."

Ku hela nafas ku ketika lelah tubuh dan hati ini menjadi satu.

Satu kalimat yang selalu ku ucapkan saat hendak tidur "abang kapan pulang".

Kerinduanku pada dua sosok pria bermuka identik, karena hanya mereka lah kekuatanku saat ku merasa letih.

Saat mata hendak terpejam ku mendengar suara pintu kamarku di ketuk. Aeolah tak ingin membuat kesalahan langsung beringsut untuk membuka pintu.

Saat hendel pintu kamarku ku putar terlihatlah sepasang suami istri yang sudah tidak di katakan muda .

"hei kau buatkan kami makanan jangan hanya tidur saja kerjamu di sini" kata paman ku.

Saat ia berbicara bau tak sedap menyeruak memaksa menembus hidungku, aku tak mengenal aroma ini tapi kurasa ia sedang mabuk minuman.

Aku langsung bergegas pergi kedapur yang letaknya tepat di depan kamarku kuracik apa yg hendak ku masak.

Entah kenapa aku merasakan tanganku begitu licin hungga membuat piring yang ku pegang jatuh dan pecah berkeping keping.

"dasar tak tau diri kau disini menumpang ya, bahkan kau tak pernah membayar biaya hidupmu selama disini , tapi kau memecahkan barang barang yang ada di rumah ku" maki paman ku .

Tertangkap jelas di mataku ia bergerak ke arahku, lalu mengangkat sup yang ku buat untuk nya. Aku mengira ia akan menyelesaikan pekerjaan ku tapi dugaan ku salah ia menyiramkan sup yang sedang mendidih itu ke tanganku, dan seketika aku berteriak kesakitan,berharap ada yang menolong ku. Tapi itu hanya harapan kemudian ia melayangkan tangan nya ke pipi ku dan skeketika pipiku memanas, setelah itu ia pergi meninggalkan ku.

Ku bersihkan kekacauan yang aku buat dengan sisa tenaga ku, kemudian ku istirahatkan diriku si kamar.

Ku lihat pantulan wajahku di depan cermin yang ada di kamar ku, biru keunguan bekas tangan paman yang tertinggal di pipiku, bercak darah di sudut bibirku dan jangan lupa perih yang tak tertahankan akibat kedua tangan ku yang tersiram sup panas.

Dengan lihai tanganku membersihkan luka yang ada di tubuh ini, wajar saja aku lihai karena ini bukan pertama kali aku menerima luka yang sejenis dengan ini.

Aku tadahkan tangan ku untuk mencurahkan segala rasa sakit ku

Ya allah ini semua rasanya sangat sakit ya allah.

Sungguh tubuh ini sudah sangat lelah menerima setiap luka yang aku dapat kan .

Sunggul lelah rasanya jiwa dan raga ini ya allah.

Aku tau engkau tak akan memberikan aku ujian kalau aku tidak sanggup menghadapinya.

Akan tetapi ya rob aku sungghh letih dengan semua ini.

Entah mengapa aku merasa kepalaku berat dan lama kelamaan pandanganku pun menjadi gelap.

____________🌺🌺🌺🌺_______________

Sementara itu di tempat lain

"rif aku sangat merindukan ika, apakah ia baik baik saja?" tanya Arfan kepada saudara kembarnya.

"aku juga sangat merindukan adik manis ku itu fan , semoga ia selalu baik baik saja" jawab Arfan.

"sebaiknya kita fokus dulu sama sidang kita besok , biar kita langsung pulan kembali ke Indo".

____________🌺🌺🌺🌺_____________

"kau ku hukum jangan sampai kau keluarkan kaki mu dari kamar mu ini"

Ika kembali teringat perkataan paman nya beberapah hari yang lalu, dan selama tiga hari ia di kurung di dalam kamar nya tanpa ada makanan hanya ada air putih yang emang selalu ia siapkan di kamarnya.

"ya allah bantulah aku untuk keluar dari rumah ini ya allah" itu adalah salah satu doa yang ia panjatkan saat baru selesai solat subuh nya.