Bagi Bryan dan juga Mikael, malam ini adalah malam paling berharga karena besok mereka sudah akan berganti status. Shareen turut senang dengan apa yang akan terjadi pada sahabatnya. Ia harap setelah badai panjang di mana sudah dua puluh empat tahun lamanya Mikael sebatang kara, ia saat ini sudah berhasil memiliki calon keluarga baru yang Shareen harapkan bisa menerima semua keadaan Mikael. Shareen pun berharap jika Citra nantinya akan menyusul karena jika menunggu dirinya akan sangat lama sekali. Bahkan sampai saat ini hubungan antara Shareen dan Andekal masih tidak memiliki status, tentu saja ada banyak sekali langkah yang harus mereka hadapi ke depannya. Apalagi Andekal adalah salah satu orang terpandang, pun jika mereka membuat acara harus dengan persiapan yang matang.
Sebenarnya Shareen hanya membantu sedikit saja pesta pernikahan antara Bryan dan Mikael karena sudah banyak sekali orang yang berkontribusi untuk acara mewah tersebut. Bahkan salah satu keluarga dari Bryan yang menjadi seorang artis papan atas turut mengundang beberapa awak media untuk menyiarkan acara tersebut. Ini adalah salah satu kisah yang Shareen alami sendiri di mana sang lelaki luar biasa menerima wanita apa adanya. Bryan adalah pria yang baik, Shareen yakin itu. Terlebih lagi Mikael, gadis cantik yang selama ini sudah menjadi sahabat terbaik baginya.
Intinya besok adalah acara pernikahan, momen sakral untuk pasangan Mikael dan Bryan. Semuanya sudah selesai digarap hingga tuntas. Shareen saat ini bahkan sudah bersiap-siap kembali setelah tadi seharian penuh menemani Mikael yang sedang gemetar bukan main. Jika kalian bertanya ke mana Shareen akan pergi, jawabannya adalah menghadiri acara makan malam dari keluarga Bryan dikarenakan kemarin Dena mengundangnya. Tolong ingat jika Shareen adalah salah satu orang yang tidak enakan, ia tak bisa menolak barang berkata tidak bisa.
"Sempurna!" puji gadis dengan kacamata coklat yang sudah siap bertengger di hidungnya. Mau dikata seperti apa pun juga, diperintahkan untuk melepas kacamata, untuk tampil apa adanya, itu semua sangat tidak bisa bagi Shareen. Ada rasa insecure di dalam hatinya.
Oke, tak perlu berlama-lama lagi. Saat ini Shareen bisa langsung pergi ke kediaman Bryan dan keluarga besarnya saja.
***
"Astaga, Shareen! Kamu cantik banget, Sayang!" Suara pujian penuh lengkingan itu datang dari Dena, ia langsung menyambut dengan baik seorang gadis yang seumuran dengan anaknya. "Ini loh yang aku bilang dari tadi, gadis cantik yang udah sukses di usia muda. Namanya Shareen, temennya Mikael. Tapi sayang, nasib Mikael beda sama Shareen haha." Dena nampak senang sekali memamerkan Shareen pada keluarga besarnya, sehingga membuat Shareen tak enak hati karena sudah dijadikan pusat perhatian.
Ada satu juga hal yang sebenarnya tak Shareen sukai dari Dena, ibunda dari Bryan itu nampak tak setuju sekali jika Mikael harus menjadi menantunya. Selalu mengungkit latar belakang Mikael yang membuat Shareen ingin membalas dengan sarkas omongan tersebut.
"Wah, cantik banget sih anak yang satu ini. Tadi siapa namanya? Panggil aku Tante Dira, tantenya Bryan." Wanita yang berusia empat puluh tahunan itu, yang menyatakan dirinya sebagai tantenya Bryan langsung menyambut Shareen dengan senang hati juga.
"Shareen, Tante." Dengan sopan gadis penderita heterochromia itu menjawab.
Dira yang sedari tadi memperhatikan Shareen terkesiap dengan kacamata coklat yang gadis itu kenakan. "Copot aja kacamatanya, Reen. Kayaknya kamu kelupaan deh," katanya.
Anak muda yang diajak mengobrol itu hanya bisa meremas ujung dressnya dengan kasar. Sedikit takut dan bingung akan menjawab apa. Di satu sisi ia tak mungkin menjelaskan semuanya secara gamblang, bukan? Namun di sisi lain ia tak mungkin juga tak membalas apa yang Dira katakan.
"Dia itu selain cantik, pintar, dan sukses, dia itu unik. Kacamata cokelat ini selalu jadi ciri khas dia banget. Dia itu penderita heterochromia, jadi bola mata dia yang kanan sama yang kiri beda." Bukan, itu tentu saja bukan balasan dari Shareen. Suara tersebut berasal dari Dena yang terus memuji Shareen.
Wanita setengah paruh baya yang mendengarkan ucapan kakaknya tersebut langsung melongo dengan kaget. Ia tak tahu jika gadis di hadapannya ini mengenakan kacamata karena kelainan. "Oh astaga! Kamu unik banget, Shareen. Andai aja kamu yang bakalan jadi keponakan ipar tante, bakalan tante pamerin ke mana-mana. Kamu itu unik banget tau! Tante setuju kalau kamu sama Bryan pokoknya."
Ya tapi Shareen yang tak setuju! Dikira Shareen hobi mengganggu hubungan orang lain apa? Apalagi orang yang dimaksud adalah sahabat Shareen sendiri. Tidak! Shareen sama sekali tak sudi.
"Emm, makasih, Tante." Mengangguk nampaknya cara yang pas jika Shareen sedang ada di situasi bingung seperti sekarang ini. "Oh iya, Tante, Bryan mana ya? Shareen mau bicara sama Bryan soalnya."
"Bryan ada, dia lagi di taman belakang. Dari sini kamu lurus terus aja sampai nemu kolam renang, nah di deket kolam renang itu ada taman. Dia kayaknya lagi gemeteran karena besok dia udah ganti status," balas Dena dengan sedikit menggoda. "Coba kamu kasih dia semangat, siapa tau semua nervous-nya hilang."
"Oke, Tante. Makasih banyak."
***
"Gue kira lo lagi ngobat atau lagi minum." Langkah Shareen mendekati Bryan yang sedang duduk penuh frustrasi di ayunan. Di sebelah pria tersebut banyak sekali kaleng soda yang menandakan jika Bryan sedang mengonsumsinya. "Gak suka alkohol apa lagi menghindar dari alkohol aja?" lanjutnya.
"Mikael gak suka kalau gue minum alkohol," balas Bryan cepat. "Gue khawatir banget, Reen. Tingkah Mikael makin ke sini tuh makin aneh. Gue jadi takut kalau dia kenapa-kenapa," imbuh pria tersebut.
Shareen terkekeh dengan renyah saat mendapati apa yang diucapkan oleh Bryan. Ia langsung menepuk pundak pria di sampingnya itu sembari berkata, "Gue kira cuman gue yang ngerasa gitu, soalnya Citra enggak setuju sama apa yang gue rasain. Ternyata lo satu server sama gue. Tapi kan kita harus berpikiran positif, ya. Siapa tau Mikael emang lagi ada banyak pikiran makanya sikap dia tuh belakangan ini aneh. Atau mungkin dia emang lagi deg-degan gitu. Lo mau nikah masa gak deg-degan, sih? Udah hafal belum sama ijab qobulnya? Awas aja kalau besok sampai ngulang!"
"Mungkin dia emang lagi ada pikiran aja kali ya. Gue sih berharap semoga dia bisa bahagia sama gue. Lo enggak perlu khawatir, gue udah hafal banget sama ijab qobulnya. Satu kali berhasil ini mah. Liat aja besok, gak akan belibet, gak bakalan ngulang, gak bakalan salah. Intinya gue udah hafal banget tentang semua yang berkaitan dengan Mikael. Gue sayang banget sama dia."
Oh Tuhan, semoga saja Andekal bisa seperti Bryan yang mencintai dirinya dengan penuh kesenangan sehingga mereka bisa segera disatukan dengan janji suci sesuai dengan iman yang mereka miliki. Shareen sudah terlanjur mencintai Andekal soalnya.
"Wish you luck, Brother! Semangat!"