Setelah solat subuh berjama'ah di Masjid. Ais dan Attar berjalan bersama, keduanya menghirup udara pagi hari sebelum mentari terbit.
Attar mendekat lalu meraih tangan istrinya.
"Eh ketangkep," candanya, Ais merunduk terdengar tawa kecil, suara dari balik cadar.
"Huf ... Ini sangat dingin," Attar menarik Ais, mereka sangat dekat.
"Ehem." Dokter Yusuf datang tiba-tiba Attar menjauh. Dan melepaskan genggamannya.
Ais tertawa puas.
'He he he tidak bisa berkutik. Kasian.' batin Ais. Dokter Yusuf mendekat.
"Tidur saja ... Semalaman kalian kan sibuk ngurus Farhan. Kalau mau ke Kotaraya pakai motor lebih seru untuk berdua. Pelukan juga tidak masalah kan sudah halal." goda Ayahnya yang lalu berjalan cepat. Ais dan Attar berjalan pelan dan saling menatap. Ais terkejut.
'Ayah. Ih ... Kok siap mental banget sih. Pasti karna Kak Attar temannya. Mereka bersekongkol.' batin Ais memainkan kuku.