Keduanya duduk manis dengan pancaran mata yang masih bening. Sesekali salinh melirik namun segera kembali ke arah televisi. Attar melihat istrinya.
Gadis itu tanpa make up pun sadah sangat cantik dan mempesona, kulitnya putih mulus, pipinya merona dengan tahi lalat kecil di pipinya. Bibirnya tipis dengan senyum yang sangat manis.
"Belum ngantuk?" Attar kembali membuka suara setelah beberapa waktu sangat hening dengan saling diam, televisi yang menyala hanya untuk menghidupkan keramaian. Entah apa yang ditonton dari tadi Attar sebagai operator namun tidak jenak, ia hanya mengganti-ganti chenel tanpa tujuan pasti apa yang dilihat. Ais mengangguk.
"Tidur di mana? Apa sama Fariha?" tanya Attar sama sekali tidak berani melihat istrinya.
"Di sini juga boleh." jelas Ais akan berbaring.
"Jangan Ah, dingin," Attar menekan tombol of, ia berdiri. Perasaanya tidak tenang.
"Boleh aku membawamu ke kamar. Tenang, aku tidak akan macam-macam," jelasnya, Ais mengangguk dan berdiri.