Azka dan Pras akhirnya saling bicara, setelah bertahun-tahun tak bertemu, Pras terlihat sangat rindu akan putranya, yang kini akan segera menjadi seorang Ayah.
"Selama ini kenapa Papi tidak pernah memberi kabar! Aku dalam keadaan kritis Papi juga tidak menemaniku!" Azka meminta ke jelasan.
"Maaf Azka, hati ingin bertemu namun keadaan berbeda, Ibunya Laras sakit keras kangker, dan Papi tidak bisa meninggalkannya, maafkan Papi tidak ingin datang ke Jakarta," penjelasan yang masih kurang memuaskan untuk Azka.
"Maaf Mas Azka, Bapak sakit sekarang pun sakit." sela Laras,
"Laras!" suara Bapaknya dengan nada tinggi.
"Pi, aku sudah memaafkan, tapi tolong jujur, Papi sakit apa?" Azka ingin tau keadaan Papinya, Pras tersenyum namun matanya berkaca-kaca, lalu melinting celananya ke dengkul.
"Ya Allah ..." Azka dan Sabrina melihat luka yang begitu parah di bagian bawah dengkul milik Papinya, bagi orang sangat menjijikkan luka itu.