Semalam suasana sangat dingin dan kini pagi hari di negri Korea terlihat sangat cerah. Semerbak harum bunga sakura, seindah warna cantiknya, menjadi hiasan tanah Seoul.
Mentari beranjak. Azka duduk di serambi Masjid.
Azka membuka layar ponselnya. Lalu menelpon nomer Adiba.
"Assalamu'alaikum, bagaimana Azka? ada kabar tentang Sabrina? Apa kamu berhasil."
"Wa'alaikumsalam belum di jawab salamnya mbak mengajukan pertanyaan seperti promosi iklan sabun. Ada mbak tapi dia menolak, dia bersama orang yang menabraknya."
"Apa!, Siapa Azka!, Apa pemuda yang di penjara itu?"
"Iya mbak. Sebagai syarat pembebasan, dia harus merawat Sabrina seumur hidup itu perjanjian yang di buat Sabrina. Dia membohongiku jika dia akan menikah dengan pria yang menabraknya. Awalnya aku menyerah. Kini aku berjuang agar Sabrina jujur tentang perasaannya."
"Tapi jadi menikah?" tanya Adiba.