Adiba dan Sabrina kembali membuat brownies bakar. Saat Adiba sedang mixer bahan, Sabrina tidak henti memandangi Adiba.
'Kak Akmal belum bisa mengungkapkan perasaan cintanya, hatiku terasa pedih sangat perih ....' batin Sabrina yang membuang wajah untuk mengusap aor matanya. Dia sangat tahu kalau Akmal tidak pernah bisa melupakan Adiba.
"Sabrina, Mbak salat dhuha dulu ya. Ini masukkan oven lagi. Waktunya sama dengan yang awal tadi."
"Iya." Suara Sabrina terdengar serak.
"Kamu menangis?" tanya Adiba menatap sendu Sabrina.
"Tidak ... Mbak perlu aku antar?" tanya Sabrina.
"Mbak bisa." Adiba menjalankan pelan kursi rodanya. Sabrina yang merasa sesak memutuskan membaca.