Setelah makan bersama, Akmal terdiam dan bingung. 'Ya Allah ... kali ini hamba merana, sangat merana, ada Engkau dan hamba galau tak menentu. Bantu hamba,' batin Akmal.
"Sudah Azan, mari shalat," ajak Adiba.Akmal menangguk.
'Ya Allah ... apa ini pertanda dariMu agar hamba tidak menyatakan cinta?' batin Akmal sambil berdiri.
"Mas Akmal kenapa?"
"Tidak papa. Ayo shalat lalu kembali ke panti," ajak Akmal yang lalu membayar mie ayamnya. Akmal meminta nenek itu tidak memberikan uang kembalian.
"Terima kasih semoga Allah selalu membahagiakanmu," kata nenek itu, Akmal mengamini.
Akmal menuntun Adiba ke mushola kecil dan mengantarkan Adiba berwhudlu. Setelah whudlu Adiba berjalan pelan dan berpegangan erat ke dinding.
'Kenapa dengan Mas Akmal. Apa yang terjadi ya Allah,' batin Adiba. Adiba di bantu gadis remaja yang berjamaah di situ, ternyata dia cucu dari nenek penjual mie ayam.