Waktu terhenti ketika tangan halus itu membelai pipinya. Akmal menatapnya.
'Aku takut mencintaimu lagi Adiba. Ya Allah jadikan aku laki-laki sejati. Jika bersamanya adalah ibadah kepadamu maka tetaplah satukan kami. Namun, Jika dengan bersamanya kami mendatangkan kemaksiatan, banyak orang yang tersakiti maka segeralah jauhkan kami. Pisahkan kami dan hilangkan rasa cinta ini. Ridwan, benar kata kamu bukan sahabat namanya jika tidak mencintai wanita yang sama. Kamu tahu sejak dulu aku memang mencintai Adiba. Namun Apakah berhak aku memilikinya di dunia ini? Hanya Allah yang tahu dan hanya Allah yang mengatur. Hatinya masih tetap mencintaimu. Dan aku mengerti, aku hanya seorang pemuda yang dikirimkan Allah untuk menyembuhkan luka hatinya. Aku hanya suami rahasianya.' Akmal kembali meneteskan air mata memejamkan mata dan cukup lama.
"Sesekali orang butuh menangis. Jangan mengasihani aku Adiba," kata Akmal yang lalu menurunkan tangan Adiba dari pipinya.