Pemuda berparas tampan itu mulai sibuk dengan tugas-tugasnya, "Rasa rindu ini memang menjelma hebat menyiksa batin. Ya Allah Engkau akan menilai hatiku, menguji iman islam hamba. Ya Allah hamba sangat yakin, namun dengan kesibukan aku sedikit menguasai rasa hingga tidak menjadi rindu yang berlebihan, ini adalah selingan, semoga masa depan kita cerah dan sukses, berkah Aamiiin." Attar berbicara sendiri, dia memilih membaca kitab suci Al Qur'an untuk meredam rasa rindu kepada sang istri.
Sedang di Tinombo, rasa rindu bisa terputus karna ada banyak orang yang disayangi sedang berkumpul di sampinya, Ais dan keluarga besar dari suami mengadakan acara makan-makan, undangan anak yatim ba'da magrib. Tiga rumah yang berjejeran ini mengadakan tasyakuran dan doa untuk Attar, dan doa untuk kesembuhan Riana.