Chereads / The Chaquein Guards / Chapter 5 - CHAPTER 4

Chapter 5 - CHAPTER 4

Hany pun mengubur mayat sahabatnya itu di dekat sekolahnya, Hany menggali tanah dengan susah payah, tetapi tiba- tiba tanah yang digali oleh Hany bergetar hebat lalu membuat Hany terkejut dan naik ke atas permukaan.

Lalu terbentuk lah sebuah lubang di tanah yang Hany gali tadi.

"Apa ini? Apa ini kekuatan aneh itu lagi?" gumam Hany.

Tak mau ambil pusing, akhirnya Hany segera meletakkan mayat sang sahabat kedalam liang lahatnya, sesudah selesai meletakkan mayatnya, Hany bergegas ke permukaan lalu mengambil sekop untuk mengubur sahabatnya itu.

Tetapi lagi-lagi tanah itu bergetar dan menutup mayat sahabatnya itu dengan sendirinya.

"Hah sudahlah, aku tak mau pusing soal ini. Aku ingin kembali ke kelas saja," gumam Hany lalu pergi menuju kelasnya.

Setelah sampai dikelas, Hany pun panik karna melihat sang guru sudah tiba dikelasnya.

"Maaf Bu saya terlambat masuk kelas, saya baru saja dari toilet," bohong Hany seraya menunduk.

"Hmm tak apa, lain kali jangan diulangi ya," Ujar sang guru.

"Baik bu, terimakasih," sahut Hany lalu duduk di bangku nya, dengan sampingnya yang kosong.

"Baik anak anak, ibu akan memperkenalkan murid baru yang akan masuk ke dalam kelas kita. Dia adalah murid pindahan dari Amerika, silahkan masuk dan perkenalkan dirimu," ujar sang guru lalu datanglah seorang siswa.

"Halo nama saya Ryver Quelin, saya berasal dari New York Amerika Serikat. Mohon bantuannya di sini," papar Ryver lalu membungkuk.

Hany yang mendengar itu pun langsung mendongakkan kepalanya, Hany menatap sinis orang yang berada di depan itu, dia sangat benci kepada orang itu.

"Baik Ryver, kamu bisa duduk disamping Hany," ujar sang guru yang membuat Hany terkejut.

"Tidak!! Ahh emm maaf bu, saya tidak setuju jika harus duduk bersama dengan laki laki," ujar Hany.

"Kenapa? Tak ada lagi bangku kosong disini hanya ada disamping mu saja," sahut snag guru yang membuat Hany mengumpat dalam hati.

"Baiklah terserah kepada ibu saja," pasrah Hany lalu duduk dengan keadaan geram.

Ryver pun duduk di samping Hany, dengan perasaan senang, karena ia akhirnya bisa memantau Hany dari dekat.

'Haha akhirnya aku bisa memantau dia dari jarak dekat, tak sia-sia aku menyuruh Jasmin untuk melakukannya. Sayangnya dia berkhianat, padahal aku sangat mencintai dirinya, tapi demi menjadi raja aku harus tunjukkan kemampuan ku kepada ayah,' batin Ryver.

Itu semua terdengar oleh Hany, ia pun merasa risih, karena ia harus merasakan semua ini di saat ia masih dini.

~|€|~

Hingga pada akhirnya semua berlalu dengan sangat tidak baik, hubungan keluarga Hany pun semakin memburuk saat ayahnya tak lagi bekerja.

Zefanya hanya bisa diam dan menahan lapar hingga ia harus sering memarahi anak-anaknya itu.

Sampai suatu hari, Hany sangat kesal dan marah karena adik adiknya menghancurkan laptop dan handphone satu satunya.

"Fathur kamu gimana si, kan jadi rusak. Kamu tuh ya mau aku pukul?! Hah sini kamu," marah Hany seraya menjambak rambut adiknya.

"Hany kamu tuh sudah besar kenapa tidak mengalah saja," ujar Antonio.

"Benar kamu sudah besar belajarlah mengalah!!" seru Zefanya.

"Mengalah?! Sampai kapan aku harus terus mengalah?! Aku sudah memberikan laptop ku dan pada akhirnya mereka merusak laptop ku. Satu-satunya handphone ku juga dilempar dan rusak!! Aku membeli nya dengan hasil kerja keras menabung ku berbulan-bulan, dan dengan ringannya mereka merusak barang barang itu tanpa dosa?!" ungkap Hany.

"Mana mau kalian ingin membelikan aku barang seperti itu hah?! Aku menabung agar tak menyusahkan kalian, tapi apa?? Kalian terus membela mereka yang jelas-jelas salah?! Sampai kapan kalian akan terus seperti ini? Aku seperti anak yang tak berarti dimata kalian. Aku sudah sangat lelah diperlakukan seperti budak dirumah ini, aku lelah aku lelah!!!" seru Hany dengan amarah yang masih meluap-luap.

"Jika kalian menganggap diriku anak kalian, kalian takkan memperlakukan ku seperti ini. Cukup aku mau menenangkan diriku jangan ikuti aku," ujar Hany lalu pergi dari rumah menuju hutan yang berada di dekat rumahnya dengan membawa buku dan kalung yang diberi oleh Seryvin.

Antonio dan Zefanya hanya bisa tercengang melihat putri pertamanya mengeluarkan  semua amarah nya.

"D-dia benar kita sudah keterlaluan, kita menganggap dia seperti budak, bukan seperti anak. Dia mendapat banyak tekanan, dan kita menambah tekanan padanya dan d-dia hanya tersenyum di depan kita, walau hatinya sangat terluka hiks hiks," sedih Zefanya seraya menitihkan air mata.

~|€|~

Di hutan yang gelap dan sunyi, Hany hanya duduk di tanah yang lembab. Dengan mata bengkaknya dan kakinya yang tergores dahan pohon.

"Hhh apa aku salah? Aku merasa bersalah, aku durhaka telah membentak mamah. Tetapi amarah ku sudah meluap-luap, hhh aku harus apa? Aku berada di hutan yang ku tak tau jalan keluarnya. Tetapi mau bagaimanapun aku harus keluar dari sini untuk pulang," gumam Hany lalu bangkit dan pergi tanpa arah.

Tapi tiba tiba ada suara aneh yang terdengar oleh Hany, dan itu membuat Hany sedikit merinding karna hari mulai gelap.

"Siapa itu?? Tolong jangan mendekat siapapun itu, Ahh!! tidak tolong jangan dekati aku," Panik Hany ketika melihat seekor ular cobra yang sedang mendekat ke arahnya.

Alih-alih berlari, Hany hanya duduk termangu menatapi ular itu.

Anehnya ular itu berhenti tepat di depan Hany, tak lama pun binatang lainnya berdatangan dan mulai berkumpul didepan Hany.

"K-kalian t-tak menyerangku?" tanya Hany dengan gemetar.

Para binatang itu tiba tiba membungkuk, diiringi sebuah suara.

"Kau kembali, aku dan lainnya menunggu mu selama puluhan tahun," ucap seorang harimau putih.

"K-kau bisa berbicara?! Apa ini aku pasti tengah berhalusinasi," ujar Hany tak percaya.

"Liontin itu, Seryvin pasti sudah memberi tahumu bukan?" tanya harimau putih itu.

"Seryvin? Oh maksudmu perempuan yang menyamar menjadi nenek-nenek itu? Bagaimana kau bisa mengetahuinya?" tanya Hany.

"Hhh kau belum membaca semua yang ada dibuku itu ternyata. Baik aku akan menjelaskannya sedikit tapi sebelum itu aku akan merubah wujud diriku," ujar harimau putih itu lalu merubah wujudnya dari harimau menjadi seorang pria tinggi yang tampan.

"Kau seorang manusia?!" bingung Hany.

"Baiklah itu bisa kujelaskan belakangan, Seryvin Ryosfi adalah seorang teman dekat Lavierra Yuerin, atau bisa kita bilang dirimu di masa lampau. Sery berjanji kepada yang maha esa kalau dia akan menemukan reinkarnasi Yuerin dan memberinya petunjuk untuk melatih dirinya agar menjadi kuat dan terlatih dalam menguasai kekuatan besarmu, aku disini menyamar menjadi seorang harimau putih," Jelas orang itu.

"Namaku adalah Axialis Hyunsyal, aku adalah teman dekat Yuerin sebelum akhirnya dia bereinkarnasi. Karena kini kau sudah kutemukan, berarti tugas ku baru dimulai, aku akan melatihmu lalu meninggalkan dunia ini dan kembali ke pangkuan yang maha kuasa seperti Sery," ujar Axialis.

Hany tersentak ketika ia mendengar nama Sery telah kembali ke yang maha kuasa.

"Jadi apakah Seryvin telah pergi untuk selama-lamanya?" tanya Hany.

Sedangkan Axialis hanya mengangguk, Hany turut sedih karena sebenarnya Seryvin lah orang yang selalu peduli padanya.

"Kau tak perlu khawathir, kami disini selalu ada untukmu." Ujar seseorang.

"Hah siapa itu?" Panik Hany.

"Aku adalah rusa yang ada didepanmu, kau mungkin menyangka aku sama dengan tuan Axialis. Tetapi aku tak dapat berubah menjadi seorang manusia, aku hanya seekor binatang asli yang bisa mati kapan saja," jelas rusa yang ada di depannya.

"Baiklah kalau begitu kalian semua juga sama?" tanya Hany seraya menunjuk semua binatang yang ada didepannya.

Disisi lain ia bahagia karena ia takkan terluka selama ia belum bisa kembali ke rumah, tapi disisi lain ia takut bahwa ini akan menjadi awal baginya.

Awal kehidupan yang sangat berat.

~¤☆¤~

selamat menikmati cerita ini^^