Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Perempuan Desa

Fitria_Mahmudah
--
chs / week
--
NOT RATINGS
4.6k
Views
Synopsis
aku hanya ingin menulis.. menuliskan semua cerita menuliskan segala hal yang aku lihat, segala hal yang aku pikirkan, segala hal yang aku reshkan, dan segala hal yang aku cinta. ini kisahku, ini tentang perjalanan panjang yang akan aku mulai. bahkan mungkin, baru aku rencanakan.. aku tidak tahu.. mungkin ini hal sederhana, tapi ini begitu mewah bagi kita permpuan desa yang lebih banyak tidak mendapatkan kebebasan kita dalam banyak hal.  tapi aku disini ingin melewati batasan-batasan itu, batasan untuk perempuan desa, batasan untuk semua perempuan, bahkan batasan untuk semua manusia.  aku hanya ingin menjadi diriku, bukan yang lain.  mari kita bercerita tentang hari ini, tentang hari yang kau lewati, tentang mimpi-mimpi yang ingin kau gapai, tentang hasrat tertinggi yang selalu kau dambakan, dan selalu kau ucapkan dalam setiap hembusan nafas, dan mari kita temukan cinta sejati kita dan berhasil bercumbu denganNya dengan segenap perasaan tercurahkan.  Aku... memulai perjalananku....

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Melangkah

Suara bising ibu kota dan kemacetannya menjadi hiburan tersendiri buatku, tidak merasa bosan atau jenuh menunggu kemacetan ini reda, sungguh aku tidak pernah berpikir bahwa kemacetan di ibu kota akan reda, melihat di luar jendela padatnya bus, mengingat-ingat betapa sederhana dan mewahnya keinginanku untuk tetap melanjutkan pendidikan di ibu kota dan menjadi bagian kehidupan hiruk pikuknya, rasanya masih seperti mimpi padahal, sudah satu bulan lebih aku tinggal di kota ini dan meninggalkan pedesaan yang asri.

Satu bulan dua minggu yang lalu tepatnya, ketika kedua orang tuaku menanyakan keseriusanku yang kesekian kalinya untuk hidup di ibu kota, tak pernah ada keraguan sedikitpu untuk itu bapak, itu yang selalu aku ucapkan ketika pertanyan itu menghampiriku. Ibu yang selalu diam dan mendukung segala keputusanku pun juga ikut memberikan pertanyaan itu, tenanan nduk, mantep mangkat tenan? Iki ibu kota lho nduk, udu semarang omahe pak dhe mu, itu terakhir kalinya ibu menanyakan keseriusaku untuk tinggal di ibu kota, aku yakin dan selalu yakin akan keputusanku, bahwa aku tidak akan menyesal atas sebuah keputusan yang aku buat.

Hidup ditengah-tengah lingkungan yang masih sangat patriarkis cita-cita yang sebenarnya sederhana menjadi sangat mewah, hanya ingin melanjutkan pendidikan dan tinggal di kota apa salahnya? tidak ada yang salah, semuanya benar dengan perspektif pandang masing-masing. ibu bukanlah orang tua yang kolot, tidak memperblehkan anaknya mengenyam pendidikan, hanya saja jauh dari rumah dan perempuan itulah yang menjadi pertimbangannya. bapak juga begitu sebagai seorang guru MAN di daerah setempat bapak juga tidak menganggap bahwa perempuan yang mengenyam pendidikan itu keliru, yang dikhawatirkan bapak adalah ketidaksiapaanku di depan eyang putri dan keluarga besar, yang masih sangat patriarkis, yang selalu menganggap bahwa perempuan itu hanya perlu duduk semua akan terkabul, tapi bagaimana dengan dahaga ilmu? apakah akan sama juga? 

mari berjalan sesuai yang kita inginkan..

Semarang, 20 Oktober 2020

F.M