"Kamu tenang ya sayang, kita akan baik-baik aja kok. Peluk mama nak, peluk mama." ujar Liana seraya memeluk erat tubuh kecil putrinya. Keadaan semakin tidak kondusif setenang mungkin Liana menutup mata dengan alasan agar tidak melihat hantu. Sekarang ini mobil mereka yang Ravindra kendarai remnya blong. Digelap gulitanya malam Ravindra dengan terpaksa menabrakkan mobilnya di pohon besar agar tidak masuk ke jurang curam.
Brakkkk!
"MAMA!" Rachel terpelonjat kaget, tubuhnya dipenuhi keringat dingin. Mimpi buruk bukan pertama kalinya. Gadis itu menoleh menatap foto mama Liana yang ada di nakas. Air matanya turun merindukan sosok ibu yang tak pernah ia rasakan lagi selama 4 tahun ini. Kehilangan beliau sangat membuat Rachel belajar bersikap mandiri. Tidak manja atau pun mengeluh dengan masalah apapun.