Chereads / Kiara (when love find you) / Chapter 23 - Part 23. Perasaan yang tak mau kompromi

Chapter 23 - Part 23. Perasaan yang tak mau kompromi

Rendy menjalankan mobilnya menuju rumahnya, dia tersenyum sendiri.

"Kok gue nyaman nya kalau deket-deket Rika duh gimana ini, Woy sada Ren dia temen ade lu dan udah punya pacar," Rendy mengutuki dirinya sendiri karena hatinya dan perasaannya tidak bisa diajak kompromi.

" Bukannya kau berangkat dari pagi Ren tunben baru sampai atau ada pasien dadakan makanya kau baru pulang," Faisal menanyainya ketika dia melihat Rendy menghempaskan tubuhnya disofa tengah di mana Faisal sedang menonton TV.

"Tidak ada pasien tapi aku janji pada teman Kiara untuk membacakan Hasil Laboratoriumnya," Randy berdiri lalu mengambil air minum didespenser dekat patry.

"Teman Kiara sakit apa?" Tanya Faisal penasaran.

"bukan dianya tapi ibu nya cek labnya 2 hari yang lalu keluar hasilnya karena dia kiliah sambil kerja jadi baru bisa ketemu aku janis magrib," Tiba-tiba Faisal tersenyum sendiri.

"Kenapa Kak kok senyum- Senyum sendiri sakit loe, mau gue periksa gak?" tanya Rendy heran.

"Cewek?" Tanya Faisal mulai iseng.

"Iya cewek lah sejak kapan coba Kiara punya temen dekat cowok," Rendy lalu berdiri hemdak kekamarnya.

"Orangnya manis rambutnya sebahu lebih kurus dari kiara?" Rendy berhenti dan melihat kearah Faisal yang sedang memegang Remot TV.

"Iya kenapa emang pernah ketemu?" tanya Rendy penasaran.

"Pernah malah waktu itu kita anterin dia pulang kerumah, namanya Rika?" Rendy menganggukan lalu menaiki tang satu persatu.

"Kenapa tidak kau pacari dia gadis yang baik dan pintar menurutku," Rendy tersenyum mendengar ocehan "kakaknya lu tau gak kalau dia udah punya cowok dan gue gak akan jadi pengganggu hubungan orang," Jawab Randy sambil masuk menuju kamarnya.

"Ya ela cemen, sebelum ada janur melengkung sih bebas-bebas aja keles," Faisal menggerutu sambil masuk kedalam kamarnya.

***

Hari ini sabtu Rendy mendapat libur dia berencana mencari buku yang diperlukan karena dia harus membersiapakan untuk tesis specialisnya bedah nya.

setelah mendapat buku yang dicari Rendy berjalan keluar dari toko buku dia bermaksud hendak mencari makan siang dia sedang berfikir apa yang akan dia ingin makan tiba-tiba seorang perempuan berlari dan menabraknya dia menangis, Setelah meminta maaf pada Randy dia kembali berjalan dengan cepat.

"Rika," Rendy mengejar perempuan yang ia panggil namun ia terus berlari hingga keluar mall

"Rika," perempuan yang dipanggil oleh Rendy berhenti menengok kearah suara yang memanggilnya.

"kamu kenapa?" Rendy menarik Rika kesisi Mall. Rika masih melap air matanya dengan tisue.

"Ayo ikut aku," Rendy menarik tangan Rika menuju baseman dan membawanya kedalam mobilnya Rendy lalu mengeluarjan mobilnya dari parkiran dia melihat Rika seperti tertekan.

"kamu tarik nafas dulu minum ini tenangin diri dulu cari tempat buat kamu nenangin diri karena kalau aku antar kamu pulang aku gak mau ibu mu malah kepikira lihat kamu menangis," Rika masih menarik nafas dalam-dalam lalu yanpa dibendung air matanya mengalir lagi.

Rendy masih berputar-putar dia sendiro juga bingung mau kemana karena jika dibawa ke caffe untuk bercerita kalau tiba-tiba dia menangis lagi orang akan berfikir dia yang membuat Rendy yang menangis. dia teringat kalau dia punya apartemen yang dia singgahi kalau dia terlalu lelah dan tak sanggup menyupir sampai kerumah.

'Tapi apa dia mau kalau aku ajak kesana?' tanya Rendy pada dirinya.

"aku gak tahu musti ajak kamu kemana, Aku punya apartemen tidak jauh dari sini kalau mau kita kesana kamu bisa menangis disana sepuas-puasnya, Gimana mau?" Rika menganggukan kepalanya.

"Tapi kita manpir jemini market ya buat cemila ," Kembali Rika menganggukzn kepanya.

15 menit kemudian mereka sampai diapartemen, Rendy memakaikan topinya pada dirinya.untuk menutupi matanya yang bengkak serta kaca mata hitam.

Rendy membuka Kamar Apartemennya. Dia mempersilahkan Rika masuk, Dua hari sekali ada petugas yang membersihkan kamarnya.

"Ini aku buatkan coklat hangar agar bisa membuat mood membaik," Rendy duduk dikursi sebelah Rika.

"Terima kasih kak," Isak tangis masih terdengar walau tidak separah tadi.

"sini," Rika ditarik Rendy yang menyebabkan Rika malah memangis kencang. Rendy mengusap-usap punggung Rendy.

"Kamu begini karena putus cinta? atau pacar kamu selingkuh?" dengan cepat Rika menggelengkan kepalanya.

"Terus kenapa," Rika masih menyembunyiksn kepalanya di dada Rendy.

"Kenapa sih orang kaya hanya bisa menghina tidak melihat orang dari prestasi tapi cuma dari harta," Rika kesal dibuatnya

"Emang siapa yang kaya gitu, Aku gak lho terus papahku juga ngak soalnya pacar kakaku dari keluarga biasa malah dia dibesarkan oleh neneknya karena ayahnya entah kemana sedangkan ibunya meninggal karena sakit, Papah tetep terima karena bagaimana jiga kita itu kan bukan keinginan kita dari lahir tapi nasib tapi bukan kita pastah dengan keadaan kita sekarang kita bisa kok merubah diri kita menjadi lebih baik yang penting ada niat ada kemauan jadi lahir kala kita susah itu bukan keingan kita tapi setelah tua dan kita masih sudah baru itu kesalahan kita, Gak ada didunia ini yang ingin terlahor miskin, Susah lalau bis memilih masa iya kita akan memilih jadi susah tidak kan? jadi kalau orang-orang yang menghina kamunkarena keadaan ekonomi kamu berarto matanya sudah buta gadia sebaik dan sepintar kamu dia sudah sia-siakan," Rendy masih menatap Rika dia sepertinya sudah mulai tenang dan bisa berhenti menangis.

"Jadi sebenernya kamu kenapa," Rendy melepaskan pelukannya.

"Kalau ada yang menghina hina lagi, Kalau ada yang mukul kamu pukul lagi aja kalau ada yang sayang kamu ya sayangin aja lagi," Omongan rendy membuay Rika tertawa walaummasih sambil mengusap air matanya.

" Ya udah udah kalau gak mau verita gak apa-apa yang penting aku gak suka kalau liat kamu nangis," Rendy berdiri berjalan menuju pantry.

"Dok,"Rika memanggil Rendy ragu-ragu.

"aku disini gak lagi jadi dokter lho ka?" Aku disini lagi jadi Rendy orang yang lagi nemenin orang sedih," Canda Rendy lagi.

"Iiih apaan sih Dok ya tetep aja kemanapun Dokter pergi ya jadi dokter," Rika protes.

"Nah ini nih yang otaknya musti dicuci dokter itu profesi kalau aku dirumah sakit atau di klinik tempat praktej aku berati Dokter kalau aku sakit ke rumah sakit ya namanya Pasien kalau lagi ngobrol laya gini nih bukan di tempat praktek berarti aku Rendi karena namaki Rendy bukan dokter yar kalau di luar gak pake baju dokter kamu panggil dok disangkanya aku kodok," Rendy masih saja bercanda sehingga Rika mulai tertawa.

"Udah legaan sekarang, Apa masih nyesek," Rendy kembali duduk disamping Rika. Rika menganggukan kepalanya namu mulutnya masih mengerucit karena kesal, reflek Rendi mencolek bibirnya.

"Kurang maju tuh masih mancungan hidung kamu," membuat Rika malu dan pipinya berubah menjadi pink. Reflek Rika memukul Rendy.

"Panggil aku Rendy aja atau kakak lah boleh kaya Kiara asal jangan kodok kecuali lagi pake jas dokter," tawanya sambil menatap kearah Rika yang kembali memerah pipinya. mereka lalu yerdiam sementara Rendy masih mengatur gejolak hatinya

'ini kenapa perasaan gue aneh begini duh mana liat dia gue pengennya meluk dia mulu,' gerutu Rendy dalam hati.

'Ka Rendy baik banget seneng banget yang jadi pacarnya' Rika berkata dalam hati

"Kak"

"Ka,"

mereka bersamaan saling memanggil yang akhitnya malah membuat mereka tertawa.

"Kamu dulu deh mau ngomong apa, baru aku," Rendy mempersilahkan Rika untuk berbicara.

"Aku mau curhat boleh tapi jangan diketawain," Rendy menganggukan kepalanya.

"Kemarin itu aku rencananya mau beli kado bua kiara karena kan semunggu lagi Kia ulang tahun, awalnya aku mo minta tolong cowokku eh mantan deng sekarang buat beli kadonya tapi ya itu gak diangkat-angkat, Akhirnya aku mutusin buat beli kado sendiri tapi pas disana," Rika kembali seperti inggin menangis reflek Rendy memeluknya.

"Udah gak usah diterusin aku tahu kok kamu mau ngomong apa cowo kamu ternyata lagi jalan sama cewek lain trus kamu dibilang miskin kan?" Rika menganggukan kepalanya.

"Udah cowok Unfaidah gak usah dipikirin, buang-buang waktu aja," Rendy masuh memeluk Rika .

"Awalnya dia gak gitu lho kak, dia semakin menghindar ketika dia minta tidur bareng dan maksa nyium aku cuma aku gak mau, Dari situ dia mulai berubah," Rika kembali bercerita tapi kali ini dia tidak sedih lagi.

"Ya udah anggap aja kamu lagi hilap buang-buang waktu untuk urusan gak penting," Rendy kembali bercanda dia tidak mau Rika tertawa.

"Yang penting kan udah kamu putusin cowok unfaedah itu," Rika menganggukan kepalanya.

"Gqk rugi juga kan cuma rugi waktu aja," Rika kembali menganggukan kepalanya.

"Kamu kaya orang-orang yang dimobil pake per ngangguk ngangguk begitu," Rendy malah tertawa dengan kesal Rija mencubit lengan Rendy yang sedang memeluknya.

"Awwwh sakit ih sama aja ni ama bocil kalau lagi ngambek maennya nyubit," Rendy mengusap-usap lengannya.

"Bocil, bocil siapa ka?" tanyanya polos.

"Itu sobat kamu siapa lagi, mereka lalu tertawa. sepertinya sakit hati Rika sudah mulai terobati.