Chereads / Kiara (when love find you) / Chapter 3 - Part 3. Kabur

Chapter 3 - Part 3. Kabur

"Lu tunggu depan taman kota, jangan bawa HP tar lu ketahuan lagi." Dony mengirim pesan pada Kiara.

"Ya udah kalau gitu, jam 3 tar gw menyelinap, biasanya jam segitu Darren lagi ngerjain kerjaannya," Kiara mengambil jaket hoodienya dia keluar perlahan, dilihatnya Darren sedang sedang diruang kerja ayahnya.

"Non," Bi Isah memanggilnya yang melihat Kiara jalan pelan-pelan didepan kamar kerja Ayahnya.

"Ih Bibi, bikin kaget aja, stttt" Kiara menaruh jari telunjuk di bibirnya.

"Kenapa non?" Bi Isah heran dengan apa yang dilakukan oleh Kiara.

"Kamu lagi ngapain Ra?" tiba-tiba Darren sudah dibelakang Kiara.

"Mau naruh ini ketempat cucian?" Kirana lalu membalikan tubuhnya menuju ruang belakang tempat mencuci baju. Darren kembali keruangan kerja ayahnya Kiara.

***

Darren menghentikan pekerjaannya, ketika adzan Ashar berkumandang di masjid yang tidak jauh dari rumah Kiara. Ia bergegas mengambil wudhu dan sholat. Tak lama selesai berdoa dan berdzikir dia bergegas keluar dari mushola, ketika melewati kamar Kiara yang terbuka. Darren memeriksa kedalam namun kosong, dia lalu mencari keruangan lain tidak ada juga kemudian menanyakan kesemua orang dirumah mulai dari asisten rumah tangga, tukang kebun termasuk satpam dirumah, ternyata tidak ada yang melihatnya. Darren kembali kedalam dan mencoba menelepon Kiara, namun teleponnya tidak ada yang mengangkat, kembali Darren masuk kedalam kamar Kiara dan terdengar nada dering dari ponsel Kiara, ternyata dia meninggalkan Ponselnya diatas kasur. Darren menghela panjang nafasnya, Sepertinya Kiara kabur ketika dia sedang Sholat.

"Lu yakin gak ada dirumah dia, sudah dicari seluruh ruangan belum?" Faisal menjawab telepon dari Darren.

"Gua liat ada tangga dibawah kamar tidur Kiara Mas dan jendelanya terbuka," Darren berjalan keluar lalu menuju taman samping kamar Kiara.

"Den. Pintu pagar samping terbuka, biasanya selalu tergembok dan gak pernah ada yang buka," jelas Pardi salah satu satpam dirumah Kiara. Daren masuk ke kamar Kiara lalu berjalan kearah jendela. ada jejak sepatu karena tanahnya agak becek dibawah jendela dia semakin yakin kalau Kiara kabur.

"Pak tanya pada Sekuriti komplek apa mereka melihat Kiara keluar Komplek? saya sekalian mau cek CCTV di kantor RT." Darren bergegas menuju Kantor RT dan Pardi menuju Pos Security

"Ini Kiara Mas," Pa RT menunjukan seorang gadis berjalan keluar komplek dengan menggunakan jaket hoodie dan celana selutut.

"Sepertinya belum lama Mas, disini jam 15.10 sekarang baru jam 15.40," Pak RT melihat jam ditangannya.

"Maaf nih Mas, kalau boleh tanya kenapa sampai harus dicari, sudah di telepon saja dulu, mungkin dia hanya kerumah temannya?" Pak RT agak bingung karena melihat Darren seperti yang panik.

"Bukan begitu Pak, Kiara itu sedang sakit saya takut kenapa-napa, selain itu Ponselnya tertinggal juga di rumah." Darren berusaha menutupi hal sebenarnya.

"Oooh begitu, ya sudah Mas segera disusul kalau begitu." Pak RT menepuk punggung Darren.

"Ya sudah Pak, kalau begitu terima kasih," Daren bergegas kembali kerumah Kiara, ia bermaksud mengambil motornya dan mencari keberadaan Kiara.

Daren berhenti di gerbang Securitylalu turun dari motornya, Pardi masih disana, "Gimana Pa?" Tanya Darren cemas.

"Dia tadi sempat saya tanya, bilangnya mau ke mini market depan ," seorang Security bernaman Iwan menjelaskan.

"Beloknya kearah mana Pa?" Tanya Darren lagi.

"Kekanan jalan Den," Security tersebut kembali menjawab.

" Ya sudah kalau begitu, coba saya kearah sana." Daren bersiap untuk menaiki motornya lagi namun suara dering ponselnya berbunyi.

"Lu coba cari ke taman kota, biasanya dia kalau bosan suka kesana," Faisal rupanya yang menelepon.

"Okey gue coba cari kesana Mas," Darren mematikan sambungan telepon lalu menjalankan motornya kearah Taman kota. Benar saja dugaan Faisal, namun Kiara tidak sendiri dia bersama Dony dan genk nya, Darren yang menggunakan helm fullface tentu saja tidak akan mudah dikenali. Kiara memang tidak tahu kalau Daren menggunakan motor, yang dia tahu setiap pagi Darren sudah duduk manis didalam mobilnya.

"Gue sudah nemuin Kiara, dia bersama Dony dan beberapa temannya" lapor Darren pada Faisal.

"Lu ikutin aja jangan main potong, anak-anak seperti mereka akan nekad kalau lu bertindak sendiri," Faisal lalu menyuruh beberapa pengawalnya untuk menemani Darren dan dia juga menelepon temannya yang anggota kepolisian untuk membantunya, namun Faisal meminta temannya untuk mengawasinya terlebih dahulu kecuali Kiara dalam bahaya.

Sementara itu Kiara dan yang tidak sadar diikuti Darre berhenti sebuah rumah halaman yang tidak terurus.

"Kita ngapain kesini Don?" Kiara heran bukan kah tadi Dony mengajaknya kepusat perbelanjaan untuk bermain games disana.

"Ada temen ngajakin pesta, kamu ikut aja tar dari sini baru kita ke Mall," Dony masuk kedalam halaman rumah yang bercat abu-abu.

"Tapi Don," Kiara masih ragu.

"Sudah ayo, baru berapa hari aja dikurung kok lu jadi pengecut," Dony menarik tangan Kiara.

Sementara Darren sudah dengan pengawal Faisal dan beberapa orang yang berbadan besar mengintai keberadaan Kiara dan Doni.

"Ayo Mas kita masuk kesana," seorang bertubuh besar menyarankan kepada Darren, lalu mereka masuk kedalam beberapa anak yang mengunakan seragam sekolah asyik merokok dan meminum minuman beralkohol, sementara yang lain sedang asyik berjoget-joget mereka terkejut ketika pintu didobrak paksa dari luar.

Mereka mencoba melawan namun tak lama polisi datang, Kiara yang melihat Darren ada disana sangat terkejut sekaligus marah.

"Kamu ngapain kemari, gak usah ikut campur urusan gue tahu!" Kiara melempar kaleng minuman bersoda kearah Darren, minuman yang sudah setengah dia minum tentu saja tumpah mengenai baju Daren, namun tak lama Kiara jatuh tak sadarkan diri. Darren langsung menangkapnya reflek dengan segera seorang polisi membantu Darren

"Tidak apa-apa Pak dia adik saya biar saya yang urus Pa, Bapak bereskan saja mereka didalam sana." Darren benar-benar tidak habis fikir, Kiara bisa bergaul dengan orang semacam Dony, tadinya dia hanya berfikir Dony hanya berandal biasa ternyata teman-temannya sangat parah pergaulannya..

***

Randy memeriksa keadaan Kiara. Setelah pingsan, Darren membawanya kerumah sakit, dimana tempat Randy bertugas.

"Gimana keadaanya Ran?" Tampak raut cemas diwajah Darren.

"Dia sepertinya dibius dengan obat yang dicampurkan kedalam minuman," Randy menatap Faisal dan Darren.

"Lalu apakah tidak membahayakan organ tubuhnya?" Faisal bertanya dengan wajah sangat cemas.

"Aku sudah bersihkan lambungnya, semoga saja tidak ada yang tersisa, dan tadi juga sudah aku ambil sampel darah dan menurut catatan obat tersebut termasuk jenis obat keras dan hanya bisa digunakan dengan petunjuk Dokter, namun hasil USG diperut Kiara sudah bersih

"Seperti mereka mau berbuat yang tidak benar pada Kiara, karena kalau sadar Kiara pasti akan melawan, mereka pasti tahu kalau Kiara memiliki Ilmu bela diri. Syukurlah lu cepat bertindak" Faisal menepuk pundak Darren.

"Baru saja aku terima telepon, mereka sudah diamankan berikut barang bukti sabu dan minuman beralkohol, mereka sedang berpesta narkoba rupanya, pemilik rumah ternyata pengedar obat-obatan terlarang," Faisal menjelaskan panjang lebar.

"Serius, tapi Kiara gak terseret kan secara dia ada disana Mas?" Darren tampak sangat cemas.

"Tidak, temanku bilang nanti Kiara hanya sebagai saksi dan korban," Faisal menjelaskan.

"Syukurlah," Daren mengelus dadanya lega, Faisal yang melihatnya tersenyum.

"Terima kasih ya kau sudah menjaganya, dengan Baik." Faizal menepuk pundak Darren.

"Memang sudah tugas saya Mas, apalagi saya sudah berjanji untuk menjaga Kiara, pada Om Indra," wajah Darren mulai terlihat tenang ditambah kondisi Kiara yang menurut Randy sudah membaik, karena jika terjadi sesuati dia akan mengutuk dirinya karena lalai menjaga Kiara dengan baik.

***